Ahad 10 May 2020 10:56 WIB

California akan Lakukan Pemilihan Presiden Melalui Pos

Surat suara akan dikirim langsung ke rumah pemilih melalui pos.

California pada Jumat (8/5) akan menjadi negara bagian di Amerika Serikat yang pertama menyatakan kesiapan menyelenggarakan pemilihan presiden November 2020 (Foto: ilustrasi pemilihan presiden)
Foto: AP/Mark Lennihan
California pada Jumat (8/5) akan menjadi negara bagian di Amerika Serikat yang pertama menyatakan kesiapan menyelenggarakan pemilihan presiden November 2020 (Foto: ilustrasi pemilihan presiden)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW MEXICO -- California pada Jumat (8/5) akan menjadi negara bagian di Amerika Serikat yang pertama menyatakan kesiapan menyelenggarakan pemilihan presiden November 2020. California berencana menyelenggarakan pemilihan melalui pos dengan mengirim surat suara langsung ke rumah para pemilih.

Langkah itu dilakukan guna mengantisipasi dampak pandemi COVID-19 seraya melindungi keselamatan para pemilih. Gubernur California, Gavin Newsom, menandatangani surat keputusan pemilihan lewat pos. Ia mengatakan langkah itu bukan pengganti bilik aman bagi warga yang ingin memilih secara langsung.

Baca Juga

Newsom mengumumkan kebijakan surat suara itu pada saat perekonomian di California perlahan kembali beroperasi. Sektor usaha ritel, manufaktur, dan kegiatan berisiko rendah diperbolehkan buka pada Jumat.

"Sekitar 70 persen ekonomi di California kembali beroperasi dengan aturan khusus," kata Newsom.

Walaupun demikian, ia menerangkan pelaku usaha kemungkinan tidak dapat mempekerjakan seluruh pegawainya atau menerima banyak pelanggan saat tahap awal dibukanya kembali perekonomian di California.

"Kami memang telah memberlakukan sejumlah aturan untuk toko-toko yang buka dan pelanggan dapat mengambil pesanan di luar toko, ada perasaan segala sesuatu kembali normal, tetapi itu tidak memastikan warga sepenuhnya merasa aman dan nyaman berbelanja," terang Newsom.

Politisi Partai Demokrat di seluruh wilayah Amerika Serikat mengatakan pengiriman surat suara via pos dibutuhkan guna mempertahankan jumlah pemilih untuk pilpres pada November. Namun, politisi Partai Republik, termasuk Presiden Donald Trump, mengklaim pemungutan suara lewat pos rentan dicurangi.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement