Sabtu 09 May 2020 22:59 WIB

Kepala BIN Instruksikan Beri Bantuan Lab Perguruan Tinggi

Kepala BIN daerah diinstruksikan bantu alat laboratorium dan biaya penanganan Covid

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih (kiri) didampingi Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Komjen Pol Bambang Sunarwibowo (kanan) dan Ketua Institute of Tropical Disease (ITD) Maria Lucia Inge Lusida (tengah) menjelaskan tentang temuan urutan DNA lengkap COVID-19 di sela-sela pemberian bantuan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/5/2020). BIN memberikan bantuan sejumlah peralatan laboratorium kepada Unair untuk penelitian COVID-19 dan upaya pembuatan vaksin yang nantinya dapat diproduksi secara massal
Foto: ANTARA/Moch Asim
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih (kiri) didampingi Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Komjen Pol Bambang Sunarwibowo (kanan) dan Ketua Institute of Tropical Disease (ITD) Maria Lucia Inge Lusida (tengah) menjelaskan tentang temuan urutan DNA lengkap COVID-19 di sela-sela pemberian bantuan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/5/2020). BIN memberikan bantuan sejumlah peralatan laboratorium kepada Unair untuk penelitian COVID-19 dan upaya pembuatan vaksin yang nantinya dapat diproduksi secara massal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan menginstruksikan pemberian bantuan alat laboratorium dan biaya penelitian penanganan COVID-19 kepada perguruan tinggi. Hal itu disampaikan Sekretaris Utama (Sestama) BIN, Komjen Polisi Bambang Sunarwibowo melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (9/5).

Bambang juga menyebutkan Budi Gunawan memerintahkan seluruh Kepala BIN Daerah untuk membantu lembaga penelitian dan rumah sakit yang ditunjuk pemerintah mengatasi wabah COVID-19 di Indonesia. Saat ini, giliran Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang mendapatkan bantuan alat laboratorium penanganan COVID-19 dari BIN.

Bambang didampingi Kabinda Jawa Timur Brigjen TNI Mochamad Syafei Kasno menyerahkan bantuan alat dan biaya penelitian wabah COVID-19 kepada RS Universitas Airlangga.

"Bantuan tersebut merupakan konsistensi dukungan pemerintah kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan dan lembaga penelitian guna mempercepat penanganan dan memutus rantai penyebaran COVID-19," tutur Bambang.

Bantuan itu untuk meningkatkan kemampuan laboratorium COVID-19 Unair dan percepatan pembuatan formula baru obat penyakit infeksi dengan potensi pandemik.

Kerja sama antara BIN dengan Unair tertuang melalui nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama (PKS) yang ditandatangani pada 7 April 2020 lalu.

Saat ini, pemerintah gencar mempercepat penanganan pasien COVID-19 dan memutus penyebaran virus Corona melalui penelitian efektivitas obat COVID-19, serta penelitian penemuan kandidat obat penyakit infeksi dengan potensi pandemik khususnya COVID-19.

BIN menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Unair berupa satu unit RT-PCR 96wheel, satu unit Akta GO Healthcare Life Sciences, satu unit Sequencer, dua unit Incubator CO2, COVID-19 Reagent Set, Plasticware/Primer dan biaya penelitian untuk penemuan kandidat obat anti-COVID-19.

Bambang berharap bantuan tersebut dapat membantu Lembaga Penyakit Tropis Unair dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR untuk secepatnya menghasilkan obat dan vaksin COVID-19.

"Kerja sama dengan berbagai pihak tersebut sebagai upaya pemerintah menyelamatkan banyak nyawa rakyat, dan secara gotong royong sesuai keahlian masing-masing berusaha semaksimal mungkin memutus rantai penyebaran COVID-19," ujar Bambang.

Penyerahan bantuan tersebut diterima Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih didampingi Ketua Senat Akademik Unair Djoko Santoso, Ketua Tim Peneliti Unair Soetjipto, Ketua Peneliti Senyawa Unair Ni Nyoman Tri Puspaningsih, serta jajaran rektorat Unair lainnya.

Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih mengapresiasi bantuan dari BIN untuk meningkatkan kapasitas uji laboratorium dan mempercepat penanganan wabah COVID-19.

Nasih menjelaskan bantuan BIN mampu meningkatkan kapasitas uji COVID-19 dari 320 sampel per hari menjadi 500 sampel per hari pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR.

"Kami berharap para peneliti segera menemukan kandidat obat baru dari kombinasi obat-obatan yang tersedia yang memiliki potensi kemanjuran untuk pengobatan pasien COVID-19," ungkap Nasih.

Nasih menyatakan kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan BIN melebihi nilai bantuan uang tunai karena kesulitan transportasi dan logistik untuk mendapatkan alat itu.

Sebelumnya, BIN menyalurkan bantuan alat medis penanganan COVID-19, seperti Rumah Sakit Umum (RS) Persahabatan, RS Brimob, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dan Kementerian Kesehatan.

BIN di bawah pimpinan Budi Gunawan juga bekerja sama dengan LBM Eijkman untuk pengembangan teknologi preventif atau vaksin, terapi plasma dan terapeutik terhadap virus Corona (COVID-19).

Kemudian, BIN merangkul Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk pengembangan riset guna mengatasi penyakit infeksi dengan potensi pandemik, serta mengembangkan teknologi terapeutik terhadap COVID-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement