Sabtu 09 May 2020 21:32 WIB

7 Protokol Kesehatan Industri Pariwisata Era New Normal

Pelaku industri pariwisata perlu beradaptasi dengan kondisi new normal.

Pengamat pariwisata Sapta Nirwandar menyarankan agar para pelaku industri pariwisata menjalankan tujuh protokol terkait kesehatan.
Foto: Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC)
Pengamat pariwisata Sapta Nirwandar menyarankan agar para pelaku industri pariwisata menjalankan tujuh protokol terkait kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pariwisata Sapta Nirwandar menyarankan agar para pelaku industri pariwisata menjalankan tujuh protokol terkait kesehatan. Dengan begitu, mereka bisa beradaptasi dalam kondisi "new normal" yang timbul dari pandemi Covid-19.

"Apa saja protokol kesehatannya? Pertama, modifikasi cara kerja, kemudian implementasi perilaku minim sentuhan lalu sanitasi yang harus diperbaiki dengan menyesuaikan protokol kesehatan," ujar Sapta dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu (9/5).

Baca Juga

Selain itu, Sapta mengatakan, para pelaku industri pariwisata perlu menjalankan pemeriksaan kesehatan dan sertifikasi kesehatan bagi para pekerja di sektor pariwisata. Ia mengungkapkan, hal itu perlu dilakukan agar pekerja pariwisata bebas dari Covid-19 sehingga wisatawan aman untuk datang dan berkunjung.

"Ini juga memberikan keuntungan bagi pelaku industri pariwisata seperti Hotel A bebas Covid-19," kata mantan wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut.

Di samping itu, para pelaku pariwisata, menurut Sapta, perlu juga melakukan rapid test di mana biayanya tidak terlalu mahal. Mereka juga perlunya menerapkan praktik baru untuk akomodasi makanan dan minuman bagi keamanan serta kesehatan para pengunjung, seperti penggunaan wadah makanan atau piring sekali pakai.

"Hal terpenting adalah berbagi tanggung jawab antara pelaku bisnis dan pengunjung," katanya.

Sementara itu, staf ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh mengatakan, pascapandemi diperkirakan terjadi kondisi new normal atau tren baru dalam berwisata. Wisatawan akan lebih memperhatikan protokol-protokol wisata, terutama yang terkait dengan kesehatan, keamanan, kenyamanan, sustainable and responsible tourism, dan authentic digital ecosystem.

Menurut Frans, hal-hal seperti ini akan menjadi platform ke depan, bagaimana pariwisata berkelanjutan jadi sebuah konsekuensi dari bagian pengembangan pariwisata. Pengelola diajak memanfaatkan momentum penutupan kawasan wisata akibat pandemi Covid-19 untuk mengevaluasi dan menata ulang tempat wisatanya, sehingga menghadirkan kesan yang lebih baik bagi wisatawan termasuk mulai menerapkan pariwisata berkelanjutan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement