Sabtu 09 May 2020 16:06 WIB

24 Tenaga Medis di Kalbar Terpapar Corona

Dari 24 tenaga kesehatan yang terpapar, tujuh merupakan dokter spesialis.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Jumlah tenaga medis yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Kalimantan Barat bertambah menjadi 24 orang. Demikain disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson.

"Sampai dengan tanggal 9 Mei hari ini, terdapat tambahan kasus tujuh tenaga kesehatan yang terkonfirmasi Covid-19 terdiri dari empat dokter spesialis, dua dokter, dan satu orang perawat. Dengan adanya penambahan tujuh kasus ini, secara keseluruhan tenaga medis yang terpapar virus Covid-19 sebanyak 24 orang," katanya di Pontianak, Sabtu.

Baca Juga

Dia menjelaskan hasil pemeriksaan terkonfirmasi merupakan hasil laboratorium dari PCR di RS Universitas Tanjungpura Pontianak. "Kalau untuk penyebarannya sendiri di berbagai rumah sakit yang ada di Kalbar," tuturnya.

Ia menjelaskan dari 24 tenaga kesehatan yang terpapar, tujuh orang merupakan dokter spesialis, empat orang dokter, dan sisanya paramedis. Karena itu ia mengingatkan kepada seluruh dokter dan dokter spesialis yang telah mengetahui hasilnya untuk tidak melakukan praktik bertatap muka langsung dengan pasien. 

"Praktik bisa melalui 'online' (daring). Dan telah diatur oleh Kemenkes agar tidak terjadi penularan silang terhadap penyakit COVID-19 ini," katanya.

Dia juga mengingatkan pasien saat memeriksakan kesehatan ke dokter untuk menyampaikan riwayat perjalanannya dan penyakit yang diderita agar dokter dan tenaga kesehatan yang menangani bisa mengambil tindakan antisipasi.

"Karena, dari pelacakan kasus yang dilakukan pihaknya, dokter dan paramedis ini terpapar Covid-19 akibat ketidakjujuran pasien dalam memberikan keterangan saat diperiksa," kata Harisson.

Pihaknya sudah mengimbau masyarakat jika memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah, apa lagi berasal dari zona merah penyebaran Covid-19, seharusnya langsung memberikan keterangan. Bukan sekadara menyampaikan keluhan sakit biasa.  Pasien juga harus jujur pernah kontak dengan pasien Corona ataut tidak.

"Ini sangat penting bagi petugas, karena jika masyarakat jujur dengan riwayat perjalanan dan aktivitasnya, maka petugas kesehatan akan lebih tepat dalam memberikan pelayanan," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement