Sabtu 09 May 2020 02:07 WIB

Menristek: Indonesia butuh 1 Juta Alat Uji PCR Covid 19

Menristek mengatakan butuh minimal 1 juta alat uji PCR deteksi Covid 19 di Indonesia

Menristek Bambang Brodjonegoro
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menristek Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/ BRIN), Bambang PS Brodjonegoro mengatakan minimal perlu satu juta untuk uji polymerase chain reaction (PCR) deteksi Covid 19 di Indonesia.

Menristek Bambang mengatakan Jerman melakukan 15.000 tes PCR per satu juta penduduk, Jepang dengan 509 tes PCR per satu juta penduduk, dan Korea dengan 8.000 tes PCR per satu juta penduduk. "Kalau mencoba membuat kita setara dengan negara-negara tersebut, mungkin idealnya satu juta ya, minimal satu juta tes Indonesia atau kalaupun mau dikurangi ratusan ribu, tapi kalau bisa satu juta akan lebih baik," kata Menristek Bambang dalam bincang yang ditayangkan secara langsung di Jakarta, Jumat (8/5).

Baca Juga

Menristek menuturkan belum ada formulasi pasti mengenai jumlah sampel dari total penduduk suatu negara untuk melakukan uji PCR deteksi Covid 19. Sementara Amerika, Rusia, Turki, Inggris, dan Spanyol rata-rata sudah melakukan lebih dari satu juta uji PCR.

Saat ini, pemerintah Indonesia mengupayakan 10.000 tes spesimen per hari dengan metode PCR. Namun, belum bisa terpenuhi karena masih ada isu keterbatasan sumber daya manusia (SDM) terutama untuk laboratorium yang melakukan pengujian PCR.

"Yang paling susah adalah yang bekerja di lab Bsl-2, karena ini bukan sembarang lab. Ini lab yang punya safety (keamanan) yang cukup serius, cukup tinggi sehingga teknisinya harus dilatih dulu, kan kalau analisa bisa di 'on the spot' atau biasanya dikembalikan ke rumah sakit atau dikembalikan ke Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan)," ujarnya.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pelatihan untuk relawan di bidang uji PCR. Dari 800 peserta pelatihan, sudah 600 orang dilatih, sehingga sisa 200 lagi yang akan mengikuti pelatihan. Untuk menurunkan kurva Covid 19 pada bulan Mei 2020, Menristek Bambang menuturkan harus dilakukan tes masif untuk deteksi Covid 19 guna melihat peta penyebaran Covid 19.

Kemristek mendukung upaya itu melalui tes cepat dan uji PCR, serta kapasitas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan PCR. "Satu hal yang harus kita kejar adalah tes massal tadi, karena dengan tes massal kita bisa mendapatkan gambaran bagaimana kita melakukan pembatasan sosial yang lebih tepat dan kebijakan apa yang harus dilakukan," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement