Sabtu 09 May 2020 00:21 WIB

Bank ASI Australia Berburu ASI Cadangan

Bank ASI Australia menargetkan bisa memperoleh 100 ribu liter ASI dalam sepekan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Ibu menyusui bayinya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu menyusui bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank ASI berbasis komunitas pertama di Australia saat ini sedang mengharapkan sumbangan ASI dari para ibu. Setidaknya, mereka berharap ada sebanyak empat ibu dari 100 ibu yang ada untuk mendonorkan ASInya, sebagai bantuan untuk membangun cadangan ASI.

Dilansir di laman ABC Australia, Jumat (8/5), cadangan ASI ini diperuntukan bagi ibu yang membutuhkan, karena kekurangan akibat terdampak peristiwa darurat. Seperti kebakaran, kekeringan, banjir, dan pandemi COVID-19 seperti saat ini.

Baca Juga

Pendiri dan direktur Bank ASI, Marea Ryan, mengidentifikasi adanya kebutuhan mendesak untuk cadangan setelah melihat celah di sekitar keadaan darurat baru-baru ini. "Kami telah meluncurkan proyek untuk mengumpulkan sebanyak mungkin ASI, sehingga kami dapat memiliki cadangan darurat ASI dengan layanan darurat di setiap negara bagian untuk semua bayi yang membutuhkan," ungkap dia.

Ryan mengatakan, pada awalnya mereka ingin mengumpulkan setidaknya 100 liter per bulan. Namun, pada akhirnya dia mengubah target jumlah susu ibu yang didapat, yakni donasi ASI untuk membangun hingga 100 liter dalam sepekan.

"Kami membutuhkan empat ibu di setiap 100 ibu menyusui untuk memberi kami satu kali sehari. Dalam dua tahun kita akan memiliki cukup susu untuk semua bayi di minggu pertama kehidupan,” kata Ryan.

Ryan mengatakan salah satu peningkatan permintaan akan susu adalah dari ibu yang menderita diabetes gestasional selama kehamilan. Efek samping dari penyakit ini adalah ASI yang tertunda.

"Kami tahu bayi-bayi ini akan membutuhkan ASI tambahan pada minggu-minggu pertama yang sangat penting bagi bayi-bayi ini," katanya.

"Kami tidak memproduksi susu yang cukup untuk menopangnya dan untuk mengurangi kemungkinannya menderita diabetes, ke depan, kami harus terus memberinya ASI selama mungkin,” kata dia.

Menurut Ryan, pada masa pandemi, terjadi peningkatan permintaan untuk susu donor. Ryan mengatakan proses bank susu telah berubah untuk memastikan susu donor aman.

"Kami memiliki langkah-langkah skrining yang sangat baik sebelum kami mengeluarkan susu untuk memastikan itu aman," katanya.

Meskipun demikian, jika ada insiden adanya infeksi virus lain di donor itu, maka susu akan dihancurkan dalam proses pasteurisasi

Dalam perkembangannya, Ryan berharap seluruh Australia akan segera memiliki akses berkat teknologi baru. Yakni, mereka bisa menikmati ASI donor yang dapat diubah menjadi susu bubuk melalui proses tekanan tinggi.

"Ada begitu banyak bayi di komunitas rentan yang tidak dapat kami jangkau. Kami akan dapat mengubahnya sehingga semua bayi di Australia akan dapat memiliki akses ke ASI saat mereka membutuhkannya,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement