Kamis 07 May 2020 16:48 WIB

Sudan Lockdown, KBRI Amankan Ribuan WNI di Khartoum

Kebijakan lockdown membuat ribuan WNI yang kebanyakan mahasiswa tak kuliah.

 Ilustrasi Lockdown
Foto: Tim Republika
Ilustrasi Lockdown

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Lebih dari seribu Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan yang berada di luar Kota Khartoum, seperti Madani dan Omdurman, dievakuasi KBRI Khartoum pada April 2020. Tindakan cepat KBRI mengevakuasi para WNI ke Kota Khartom dilakukan sebelum pemberlakuan lockdown oleh pemerintah Sudan karena virus covid-19.

Per 5 Mei 2020, kasus positif corona bertambah hingga 100 orang yang sebagian besar berada di Ibu Kota Khartoum, tempat di mana sebagian besar WNI tinggal. Berdasarkan laporan terakhir, ada 1.200 WNI, khususnya mahasiswa yang berada di Sudan, semuanya berada wilayah Khartoum. Mereka rata-rata tersebar di komplek perumahan di sekitar Universitas Internasional Afrika.

Meski demikian, hingga kini belum ada laporan WNI di Sudan yang terpapar virus covid-19, baik para mahasiswa yang berada di asrama maupun yang tinggal di luar asrama, begitu juga WNI lainnya yang sebagian besar para pekerja migran. Para WNI yang sebagian besar adalah mahasiswa yang sedang studi di berbagai universitas di Sudan, masih tetap bertahan seiring semakin merebaknya virus corona di Ibu Kota Khartoum.

Pandemi covid-19, memunculkan kabar di media sosial soal naiknya harga makanan pokok dan kesulitan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu keluarga para mahasiwa yang menjadi tumpuan mereka untuk bertahan hidup di Sudan ikut terkena dampak PSBB di Tanah Air. Karena itu mereka berharap pemerintah pusat bisa memberikan bantuan dan mengevakuasi mereka ke Tanah Air.

Meski pemerintah transisi Sudan menetapkan lockdown hingga menutup bandara Internasional satu-satunya di negara itu dan menutup akses keluar masuk, ibu kota, tetapi hingga kini Khartoum tetap menjadi wilayah terparah akibat covid-19. sudah 778 pasien positif dan 48 dinyatakan meninggal akibat covid-19 yang tersebar di seluruh wilayah Sudan, mayoritas dari pasien dan korban jiwa berada di wilayah Khartoum.

Kebijakan lockdown juga berdampak pada perkuliahan yang dihentikan hampir dua bulan. Pemerintah Sudan tidak membuat kebijakan kuliah online seperti negara lain.

Pengirim: Muhammad, Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Al-Qur'an Al-Karim, Omdurman, Sudan

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement