Kamis 07 May 2020 11:12 WIB

Menteri Agama Pakistan Tegaskan Masjid Ikuti SOP Pemerintah

Pakistan tetapkan SOP masjid selama pandemi Covid-19.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
 Umat muslim membaca Alquran di sebuah Masjid di Peshawar, Pakistan, Senin (4/5). Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan menetapkan masa lockdown akibat pandemi COVID-19 ditengah bulan suci Ramdan namun tidak berdampak pada aktivitas beribadah seperti membaca Alquran untuk mendapatkan pahala.
Foto: EPA-EFE/ARSHAD ARBAB
Umat muslim membaca Alquran di sebuah Masjid di Peshawar, Pakistan, Senin (4/5). Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan menetapkan masa lockdown akibat pandemi COVID-19 ditengah bulan suci Ramdan namun tidak berdampak pada aktivitas beribadah seperti membaca Alquran untuk mendapatkan pahala.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Agama Federal dan Menteri Keharmonisan Antaragama Palestina, Noor-ul-Haq Qadri, mengatakan  untuk membatasi penyebaran Covid-19, masjid-masjid di Pakistan wajib mengikuti SOP. Pemerintah akan mengambil tindakan pencegahan selama jamaah datang ke masjid. 

Hal ini ia sampaikan dalam salah satu program TV Aaj, Pur Azaam Pakistan, yang dipandu aktris terkemuka Reema Khan. 

Baca Juga

Dalam acara itu hadir pula seorang cendikiawan agama, Mufti Raghib Naeemi, dan Direktur Hubungan Masyarakat dan Urusan Eksternal di Jamiq-tur-Rasheed, Syed Ayaz Shah. Mereka membahas peran positif dan dukungan ulama dalam krisis nasional. 

Lebih lanjut, Menteri mengatakan baik pemerintah Federal dan provinsi sedang memantau situasi. Sejauh ini, sangat sedikit keluhan terkait pelanggaran SOP telah diterima.

Dia mengatakan sebelum dimulainya Ramadhan, pemerintah takut pertemuan dalam jumlah besar jamaah di masjid-masjid selama bulan suci bisa menjadi penyebab penyebaran virus.

"Kami memiliki dua pilihan, baik secara paksa menghentikan orang pergi ke masjid dan menekan Ulama untuk menerima keputusan pemerintah untuk menutup masjid atau membiarkan masjid tetap terbuka," ujar Noor-ul-Haq Qadri dikutip di Business Recorder, Kamis (7/5).

Dia mengungkapkan, Perdana Menteri Imran Khan menentang gagasan menggunakan kekerasan pada para jamaah dan penutupan masjid secara paksa.

Setelah berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk ulama terkemuka di negara itu, pemerintah merumuskan SOP dan langkah pencegahan untuk diterapkan baik oleh pengelola masjid maupun para jamaah.

Setelah beberapa pertemuan dengan ulama terkemuka, presiden dan gubernur, dicapai 20 poin kesepakatan. Shalat berjamaah di masjid-masjid diizinkan dengan kondisi tertentu. 

Meski demikian, pemerintah memiliki hak mengambil tindakan jika ada SOP dilanggar atau timbul kekhawatiran penyebaran virus.

Selanjutnya, dia memuji peran positif ulama dalam krisis saat ini. Mereka terus menyebarkan pesan bermakna dan mendesak orang-orang untuk mengikuti semua tindakan pencegahan untuk membatasi penyebaran penyakit ini.

"Agama mengajarkan untuk mencari pengampunan dan memberikan amal. Tetapi juga mengajarkan kita untuk melindungi diri dari bahaya. Dengan demikian, kita harus menjaga diri dari virus dengan menjaga jarak sosial dan tinggal di rumah sebanyak mungkin," lanjutnya.

Pemerintah disebut telah meluncurkan program kesejahteraan sosial, Program Ehsaas, untuk membantu secara finansial orang yang menghadapi kesulitan selama krisis Covid-19. 

Namun, pemerintah masih menghadapi kesulitan dalam menjangkau semua orang yang membutuhkan. Dia lantas mendesak semua kalangan masyarakat untuk memainkan peran membantu orang-orang di sekitar mereka.

Pada kesempatan itu, Mufti Raghib Naeemi, mengatakan Covid-19 adalah virus yang menginfeksi semua orang, terlepas dari warna, kasta dan agama. Semua pihak berada dalam bahaya.

"Karena itu, kita tidak boleh menyalahkan siapa pun atas penyebaran penyakit selain diri kita sendiri. Jika kita tidak mengambil tindakan pencegahan, maka kita membuka diri terhadap virus," ucapnya.

Dia lalu mengajak setiap pihak untuk menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab dengan mengikuti semua SOP selama kunjungan ke masjid. Orang tua dan anak-anak diminta untuk tetap tinggal di rumah.

Dia juga mengamati, orang-orang yang tidak menganggap serius virus ini serta tidak menjaga jarak sosial atau mengambil langkah-langkah lain dengan serius, menyebabkan penyebaran virus corona dalam skala luas.

Perjanjian antara pemerintah dan Ulama menghasilkan keputusan membuka masjid. Kebijakan ini telah mematahkan kesan kuat pada orang-orang, bahwa kekuatan internasional bersekongkol untuk menutup masjid.

Syed Ayaz Shah selanjutnya mengatakan, orang-orang tidak boleh mendengarkan teori konspirasi terkait dengan penyebaran virus. 

“Kita harus memeriksa kenyataan dasar. Lebih dari 200 negara terinfeksi virus. Dengan demikian, itu membuktikan bahwa kita semua rentan terhadap penyakit,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement