Kamis 07 May 2020 09:26 WIB

PBB Kirim 52 Truk Bantuan Kemanusian ke Idlib Suriah

Bantuan Kemanusian akan didistribusikan ke warga wilayah Idlib.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Bantuan Kemanusian akan didistribusikan ke warga wilayah Idlib. Bocah pengungsi di Idlib Suriah mengenakan masker bergambarkan karakter smiley.
Foto: REUTERS/KHALIL ASHAWI
Bantuan Kemanusian akan didistribusikan ke warga wilayah Idlib. Bocah pengungsi di Idlib Suriah mengenakan masker bergambarkan karakter smiley.

REPUBLIKA.CO.ID, HATAY – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirim 52 truk bantuan kemanusiaan ke Idlib, provinsi barat laut Suriah di mana jutaan orang mati-matian mencari bantuan. 

Truk tersebut memasuki Suriah melalui gerbang perbatasan Cilvegozu di provinsi Hatay, Turki selatan, yang berbatasan dengan Idlib.

Persediaan pasokan bantuan kemanusiaan itu akan didistribusikan kepada orang-orang di kota Idlib dan pedesaan terdekat, sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (6/5). 

Suriah telah dirusak perang saudara sejak awal 2011. Ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta orang terlantar, berdasarkan perkiraan PBB. Idlib berada dalam zona deeskalasi di mana daerah tersebut telah menjadi subyek dari berbagai pemahaman gencatan senjata, yang sering dilangga rezim Assad dan sekutunya.

Saat ini Idlib merupakan rumah bagi empat juta warga sipil, termasuk ratusan ribu orang terlantar dalam beberapa tahun terakhir oleh pasukan rezim di seluruh negara yang lelah perang.

Menurut laporan tahunan terbaru dari Pusat Pemantauan Pengungsian Internal (IDMC) sebanyak 33,4 juta kasus pengungsian baru dicatat sepanjang 2019. Angka itu merupakan angka tahunan tertinggi sejak 2012. Pada 2018, tercatat satu juta orang mengungsi.

"Sekitar 8,5 juta pengungsi terjadi dalam konteks konflik dan kekerasan di negara-negara seperti Suriah, Republik Demokratik Kongo (DRC), Ethiopia, Sudan Selatan, dan Burkina Faso," kata laporan tersebut.

Statistik menunjukkan secara keseluruhan bahwa 45,7 juta orang di 61 negara, seperti Suriah, Kolombia, DRC, Yaman, dan Afghanistan, terlantar di negeri sendiri karena kekerasan dan konflik. 

Sementara 5,1 juta orang lainnya di 95 negara hidup dalam kondisi pengungsian dalam negeri karena bencana. 

Laporan tersebut juga memperingatkan negara-negara tentang pandemi Covid-19. Sehingga berharap negara-negara bisa mencapai perdamaian untuk menghentikan perpindahan di zona konflik. 

"Pandemi virus corona global dapat meningkatkan jumlah orang terlantar di seluruh dunia," kata laporan itu.

Saat ini negara-negara Arab masih menghadapi peningkatan kasus Covid-19. Yaman, Suriah, dan Palestina adalah beberapa negara yang dianggap rentan terhadap wabah. Suriah dan Yaman diketahui masih dibekap peperangan. Sementara Palestina berada di bawah pendudukan Israel.

(umar mukhtar)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement