Kamis 07 May 2020 04:28 WIB

IATA Minta Penumpang dan Kru Gunakan Masker di Pesawat

IATA juga meminta ada pemeriksaan suhu tubuh kepada penumpang dan pekerja bandara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat di area Bandara Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (24/4). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan, pelarangan transportasi udara mengangkut penumpang hanya diberlakukan di wilayah yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau berstatus zona merah Covid-19
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat di area Bandara Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (24/4). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan, pelarangan transportasi udara mengangkut penumpang hanya diberlakukan di wilayah yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau berstatus zona merah Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mendukung pemakaian maskeruntuk penumpang dan awak pesawat, sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona. IATA mengatakan, penggunaan masker adalah bagian penting dari pendekatan untuk menjaga keamanan penumpang.

"Keselamatan penumpang dan kru sangat penting. Industri penerbangan bekerja dengan pemerintah untuk memulai kembali terbang ketika ini dapat dilakukan dengan aman," ujar Direktur Jenderal IATA, Alexandre de Juniac, dilansir Anadolu Agency, Kamis (7/5).

Baca Juga

De Juniac mengatakan harus ada solusi yang memberikan kepercayaan diri kepada penumpang untuk tetap menggunakan moda transportasi penerbangan, dan menjaga agar biaya penerbangan tetap terjangkau. Selain itu, IATA juga meminta ada pemeriksaan suhu tubuh kepada penumpang, pekerja bandara, dan wisatawan.

"Bukti menunjukkan bahwa risiko penularan di pesawat terbang rendah. Dan kami akan mengambil tindakan seperti pemakaian masker oleh penumpang dan kru untuk perlindungan," ujar De Juniac.

Langkah-langkah lain yang diusulkan oleh IATA adalah pembersihan kabin dengan frekuensi yang lebih sering serta prosedur katering yang disederhanakan. IATA juga akan membatasi pergerakan di dalam kabin selama penerbangan.

IATA mengungkapkan, pada Maret 2020 lalu lintas penumpang global turun hampir 53 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan ini merupakan yang terbesar dalam sejarah. Industri penerbangan terkena dampak cukup besar akibat pembatasan dan karantina nasional atau lockdown yang diberlakukan di sejumlah negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement