Rabu 06 May 2020 23:30 WIB

Rumah Penerima Bansos di Pekanbaru Ditandai Cat Merah

Wali Kota Pekanbaru menyebut tanda itu diberikan agar tidak ada tumpang tindih.

Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos). Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Wali Kota Pekanbaru memberi tanda cat merah bertuliskan "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" pada setiap rumah warga yang menerima bantuan sosial (bansos) pemerintah terkait pandemi Covid-19.

"Ini tanda agar tidak terjadi tumpang tindih pemberian bansos kepada masyarakat ke depan," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus kepada Antara, di Pekanbaru, Rabu (6/5).

Selanjutnya rumah bertuliskan "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" itu akan dikoordinir oleh camat, lurah, hingga RW/RT di wilayah masing-masing.

"Nantinya, semua warga yang menerima bantuan pemerintah, apapun jenisnya, rumahnya akan diberi tulisan tersebut sehingga tidak ada lagi tumpang tindih pemberian bantuan," kata Firdaus, didampingi Waki Wali Kota Ayat Cahyadi juga saat peluncuran pemberian tanda.

Diakuinya, niat pemberian tanda tersebut sudah pernah ada dua tahun lalu, namun tidak terwujud. Oleh karena itu, dengan adanya wabah Covid-19 saat ini, dimana ada model bantuan baru, maka semuanya harus jelas dan transparan.

Nantinya di bawah tulisan "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" itu akan ada tulisan yang menjadi perbedaan penerima bansos, antara PKH, BLT, PTNP, dan BLT Covid-19.

Sementara itu, salah satu keluarga penerima PKH di Jalan Inpres Gang Ikhlas 2, Kecamatan Marpoyan Damai, Sunarto (38) dan istrinya Atika (36), mengaku tidak keberatan rumahnya ditandai cat merah bertuliskan "Keluarga Miskin Penerima Bantuan PKH".

"Memang kami sudah dua tahun ini dapat bantuan PKH," kata Atika.

Ia dan sang suami hidup mengandalkan bertani sayuran bayam, kangkung dan sawi di lahan yang disewa.

"Penghasilan kami cukup makan, sehari bisa panen 200 ikat sayur yang dihargai Rp 400-800 per ikat, itu kotor karena harus bayar sewa Rp 50.000 sebulan, bayar pupuk, bibit dan sebagainya," katanya.

Atika mengaku sudah 12 tahun di Pekanbaru. Dia merantau dari Jambi dan kini sudah menjadi warga Kota Pekanbaru.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru Chairani mengatakan berdasarkan hasil verifikasi di lapangan pihaknya menemukan penurunan jumlah penerima bantuan PKH untuk Kota Pekanbaru.

"Verifikasi yang kamilakukan setiap tahun, bahwa trennya ada penurunan data PKH, dari Tahun 2018 sebanyak 14.222 penerima, menjadi 13.197 di Tahun 2019," ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, besaran bantuan PKH yang diterima masing-masing masyarakat kurang mampu berbeda-beda. Hal tersebut tergantung kebutuhan penerima dari hasil verifikasi yang dilakukan tim di lapangan.

"Beda-beda indikatornya, seperti jumlah keluarga yang bersekolah ada berapa, ada tidak yang hamil, orang lanjut usia, difabel, memiliki anak bayi, dan lain sebagainya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement