Rabu 06 May 2020 13:20 WIB

Mumtaz Rais: Kedewasaan Berpolitik tak Ditunjukkan Saudaraku

Mumtaz diketahui berseberangan pilihan politik dengan Hanafi pada Kongres PAN.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais (tengah).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adik kandung Hanafi Rais, Mumtaz Rais, yang juga Ketua POK Dewan Pimpinan Pusat PAN angkat bicara soal mundurnya sang kakak dari kepengurusan pusat PAN. Dia menyebut ada tiga kemungkinan Hanafi mundur dari PAN. 

Mumtaz mengatakan, kemungkinan pertama terkait hasil Kongres PAN. Pada dasarnya PAN menghormati keputusan mundur Hanafi dan meyakini keputusan tersebut telah dipikirkan dengan matang. Namun, jika mundurnya Hanafi dilatarbelakangi oleh hal tersebut, Mumtaz menganggap hal tersebut menunjukkan ketidakdewasaan dalam berpolitik.

"Akan tetapi, sebagai rekan berpartai sungguh kami sangat menyayangkan keputusan tersebut karena kedewasaan dalam berpolitik tidak ditunjukkan oleh saudaraku Hanafi Rais," kata Mumtaz melalui pesannya, Rabu (6/5).

Mumtaz diketahui berseberangan dengan Hanafi pada kongres. Mumtaz berada di pihak Zulkifli Hasan yang juga merupakan mertuanya. Dia menilai sudah seharusnya semua pihak dapat arif menyikapi kontestasi politik, khususnya  terkait hasil Kongres PAN V 2020 di Kendari yang telah dimenangkan oleh Zulkifli Hasan. 

 

"Bahkan, dengan selisih suara yang sangat telak, yakni selisih 106 suara. Itu adalah kemenangan yang mutlak," katanya. 

Mumtaz menyebut, dalam Rakernas I PAN yang dilaksanakan pada Selasa (5/5), seluruh tokoh PAN dapat bersatu dan berupaya memberikan kontribusi terbaik untuk negara. Ia menyebut adanya Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, Drajad Wibowo, dan Asman Abnur yang mengesampingkan perbedaan untuk bersama-sama memajukan partai. Yang turut serta termasuk DPW dan DPD PAN seluruh Indonesia. 

"Saya juga ingin menggarisbawahi bahwa sikap 'baper politik' yang dipertontonkan oleh Hanafi Rais serta adik-adiknya, yakni Hanum Rais dan Tasniem Rais, tidak akan berpengaruh sama sekali kepada saya, Mumtaz Rais," kata Mumtaz. 

"Sebab, memang jalan yang diambil sudah berbeda sejak insiden Pandean, yakni kejadian pengusiran serta penganiayaan kepada saya pada Februari 2020 disebabkan karena perbedaan pilihan politik di Kongres PAN," kata Mumtaz menambahkan. 

Kemungkinan kedua, Mumtaz melanjutkan, mundurnya Hanafi merupakan bentuk strategi untuk ancang-ancang menghadapi kontestasi pilkada. Ia menyebut, Hanafi yang sudah menjadi anggota legislatif memiliki kemungkinan ingin menjajal peruntungannya di jalur eksekutif dengan menjadi kepala daerah supaya bisa melayani rakyat secara langsung. 

"Menjadi kepala daerah adalah cita-cita yang baik dan sah-sah saja. Kami DPP PAN siap mendukung sepenuhnya jika itu adalah pilihan politik yang terbaik," kata Mumtaz. Ia menyebut isu yang bergulir dari Yogyakarta adalah Hanafi ingin berkontestasi di Gunung Kidul atau Sleman. 

Adapun kemungkinan yang ketiga, menurut Mumtaz, disebabkan Hanafi ingin lebih fokus dalam menjalani hari-hari sebagai akademisi sehingga lebih mendekatkan diri dengan biduk keluarganya. "Mengambil dan menyelesaikan program doktoral di luar negeri adalah sebuah keniscayaan," kata Mumtaz menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement