Rabu 06 May 2020 11:53 WIB

Israel Serang Pos Kelompok Hamas di Jalur Gaza

Israel masih menyerang Gaza di tengah pandemi Covid-19 dan Ramadhan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Tembakan roket di Jalur Gaza, ilustrasi
Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Tembakan roket di Jalur Gaza, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Israel melakukan penyerangan ke Gaza, Palestina, pada Rabu (6/5). Kantor berita Turki, Anadolu Agency, melaporkan, pos kelompok perlawanan Palestina Hamas di Jalur Gaza menjadi sasaran penembakan oleh Israel.

Menurut sumber di lapangan, ada tiga pos pengamatan di Gaza utara dan tengah yang menjadi target serangan tentara Israel. Pos tersebut berada di bawah Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Palestina tidak menyampaikan informasi soal korban akibat serangan itu. Di sisi lain, militer Israel mengakui adanya serangan tersebut. Mereka mengeklaim serangan itu dilakukan sebagai tanggapan terhadap roket yang diluncurkan dari Gaza ke Israel.

Di tengah pandemi dan terlebih pada bulan suci Ramadhan ini, Gaza masih berada di bawah krisis. Pada 26 April lalu, Badan Pembangunan Internasional AS pun memblokir distribusi dana bantuan terkait wabah Covid-19 ke seluruh Jalur Gaza. Penghentian itu dilakukan karena khawatir uang itu jatuh ke tangan kelompok Hamas Palestina.

"Pemerintahan Trump tidak mendukung bantuan ke Gaza. Ada pemerintahan Hamas di Gaza. Mereka menunjukkan tidak tertarik untuk terlibat dengan kami. Tidak ada minat dalam perdamaian dengan Israel," kata seorang pejabat senior AS seperti dikutip laman New York Post.

Hamas disebut terus menembakkan roket Israel secara teratur meski memiliki kasus virus corona di Gaza. Masalah pendanaan untuk Gaza mencuat setelah AS menjanjikan 5 juta dolar AS untuk membantu Palestina dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Hingga 25 April, terdapat 11 kasus baru virus corona yang dikonfirmasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Palestina mencapai lebih dari 400. Kondisi itu diperparah dengan lemahnya fasilitas kesehatan di sana dan krisis ekonomi yang melanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement