Rabu 06 May 2020 08:27 WIB

Kisah Guru Honorer Bertahan di Tengah Pandemi

Gaji Rp 60 ribu per bulan kini hilang sebab proses belajar mengajar dihentikan.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Pandemi Covid-19 yang begitu massif membuat Sahdim (53), guru honorer yang mengabdi di salah satu sekolah Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, harus terus memutar otak demi bertahan hidup. Gaji yang hanya Rp 60 ribu per bulan yang rutin ia dapatkan, kini hilang, karena proses belajar mengajar dihentikan pemerintah.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, ia biasa menjadi buruh serabutan sebagai pengurus ayam, namun itu juga ikut berhenti akibat pandemi.

“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga terutama anak, saya biasanya ngurus ayam punya salah satu tetangga, tapi sekarang itu juga sudah berhenti,” kata Sahdim

Nasib serupa dialami Taheri (68) guru di MTDA Annur Cikalong kabupaten Tasikmalaya. Sejak sekolah diliburkan, ia harus berjibaku lebih keras karena gaji sebesar Rp 50 ribu yang tiap bulan diterima kini terhenti.

“Nya milari weh sambal tani, melak bontengg sareng sayuran nu sanes teras diical per sasih kenginglah 70-90ribu” ungkap Taheri

Melihat kondisi kedua guru honorer itu, ACT Tasikmalaya melalui program Sahabat Guru Indonesia menyerahkan bantuan biaya hidup bagi Sahdi, Taheri dan 44 guru lainnya di Tasikmalaya. Bantuan biaya hidup ini diberikan sebagai bentuk apresiasi jasa mereka serta penunjang hidup di tengah sulitnya pandemi.

M. Fauzi Ridwan  dari Tim Program Global Zakat - ACT Tasikmalaya mengatakan, program Sahabat Guru Indonesia terus berjalan sejak diluncurkan pada tahun 2019 lalu. Hingga kini, sudah ribuan guru di berbagai penjuru Indonesia yang mendapatkan bantuan hidup termasuk sudah ratusan di Tasikmalaya dan sekitarnya.

“Pak Sahdim maupun Pak Taheri menjadi salah satu penerima bantuan biaya hidup untuk bertahan di masa pandemi ini apalagi jabar khususnya Tasik pembatasan social ini juga cukup berdampak kepada mereka para guru honorer. Program Sahabat Guru Indonesia akan terus menjangkau guru prasejahtera lainnya di Indonesia khususnya di Tasikmalaya dan sekitarnya” jelas Fauzi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement