Rabu 06 May 2020 05:51 WIB

IPB Gelar Bincang Tokoh Inspiratif Bersama Erwin Aksa

Krisis saat ini merupakan kesempatan yang bagus untuk menjadi social entrepreneur.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Erwin Aksa tampil di acara Talkshow Online, Bincang Tokoh Inspiratif, yang diadakan oleh IPB University.
Foto: Dok IPB
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Erwin Aksa tampil di acara Talkshow Online, Bincang Tokoh Inspiratif, yang diadakan oleh IPB University.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (Ditmawa PK) IPB University kembali mengadakan Talkshow Online, Bincang Tokoh Inspiratif. Kali ini, Senin (4/5), Bincang Tokoh Inspiratif menghadirkan Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).

Prof Arif Satria, Rektor IPB University dalam sambutannya menyampaikan, mahasiswa dapat menyerap pembelajaran dari perjalanan Erwin selaku pengusaha yang luar biasa. Menurut Prof Arif, inspirasi itu menjadi sesuatu yang sangat penting.

“Inspirasi adalah sebuah proses untuk menggugah, menyemangati, sehingga kita bisa bertindak lebih baik, bertindak untuk sebuah kemajuan,” kata Prof Arif dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

“Saat ini usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi pihak yang paling terdampak akibat pandemi Cpvid-19. Pandemi ini harus dihentikan atau diperlambat penyebarannya di seluruh Indonesia, tidak hanya di Jabodetabek. Sehingga kita yakin bahwa kita akan menumbuhkan kembali ekonomi, membuka kembali sekolah, aktivitas sosial dan kita masuk pada yang namanya new normal,” kata Erwin Aksa membuka pembicaraan.

Pada new normal itu, Erwin melanjutkan, akan terjadi perbedaan dalam kehidupan yang akan dijalani nanti. "Kita sudah berbeda daripada kegiatan-kegiatan kita di masa lalu. Di new normal, kita akan menggunakan kegiatan normal menggunakan masker, tidak bersalaman lagi, harus sering-sering mencuci tangan, physical and social distancing. Karena itu sebelum vaksin dan obat Covid-19 ditemukan, menurutnya kita harus terbiasa dengan kehidupan baru, yaitu mementingkan kesehatan menjadi nomor satu," paparnya.

“Apa yang harus kita pelajari dari krisis ini? Pertama, kita menghadapi krisis ini bersama-sama. Kedua, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menjadi social entrepreneur dan mencapainya bersama,” ujarnya.

Pada new normal atau kebiasaan baru ini, akan terjadi perubahan dan penyesuaian pada beberapa sektor sebagai imbas pandemi. Sektor tersebut adalah public health, environment, economics, civil rights dan social justice.

“Selama masa pandemi ini terjadi penurunan perputaran ekonomi kita yang tadinya 14 triliun rupiah sekarang ini sudah di bawah 10 triliun per hari. Oleh karena itu diperlukan adanya stimulus ekonomi dari pemerintah agar perputaran ekonomi dapat bangkit kembali. Saat ini kita berada pada fase pertama. Fase bagaimana kita menyelesaikan masalah outbreaking dengan cara meningkatkan kapasitas sarana kesehatan kita. Fase kedua yaitu bagaimana cara kita membuka kota dengan hati-hati, jangan sampai menimbulkan virus kembali,” tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement