Selasa 05 May 2020 23:17 WIB

Penjelasan Mengapa Adzab tidak Hanya Sasar Mereka yang Fasik

Adzab akan menimpa kaum elite dan para pengikutnya.

Adzab akan menimpa kaum elite dan para pengikutnya. Kisah Tegaknya Keadilan dalam Islam (ilustrasi)
Foto: pxhere
Adzab akan menimpa kaum elite dan para pengikutnya. Kisah Tegaknya Keadilan dalam Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ustaz Bachtiar Nasir.

Timbul pertanyaan, mengapa adzab dan kehancuran akan meliputi semua negeri, padahal yang melakukan kefasikan dan kemungkaran hanya para pemuka yang bergaya hidup mewah saja?

Baca Juga

Para ulama menjelaskan dengan dua alasan: Pertama, karena masyarakat bawah hanya menjadi pengikut apa yang dilakukan kelompok pemuka atau elite (QS al-Ahzab [33]: 67).

“Dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong, "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja?” (QS Ibrahim [14]: 21). Kedua, karena jika sekelompok orang dalam suatu masyarakat melakukan kezaliman, sedangkan yang lainnya tidak melakukan tindakan pencegahan maka azab Allah akan menimpa mereka seluruhnya (QS al-Anfal [8]: 25).

Bermewah-mewahan yang dalam bahasa Arab disebut dengan al-taraf berarti melampaui batas dalam mengeksploitasi nikmat yang dianugerahkan Allah SWT. Atau dalam kata lain nikmat Allah yang digunakan secara berlebih-lebihan dan melampaui batas lalu diikuti dengan keangkuhan dan perbuatan zalim.

Pelakunya selalu ingin lebih dari yang lain dalam segala hal, dan selalu berusaha untuk mencapai puncak dalam hal keduniaan, seperti dalam hal makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kendaraan. Kata al-taraf (bermewah-mewahan) dalam Alquran berkonotasi negatif dan menunjukkan sikap mental tidak terpuji, dari masa ke masa kelompok mutrafun inilah biang kerok penyebab kehancuran suatu bangsa. (QS. Saba` [34]: 34).

Rasulullah SAW mengingatkan umatnya agar jangan terjatuh kepada gaya hidup bermewah-mewahan ini. Beliau bersabda, “Bergembiralah dan berharaplah terhadap sesuatu yang dapat memudahkan kalian. Demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan pada kalian, tapi aku takut dunia dibentangkan untuk kalian seperti halnya dibentangkan pada orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba, lalu dunia itu membinasakan kalian seperti halnya membinasakan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement