Selasa 05 May 2020 19:28 WIB

Siklon Tropis 96S Diduga Penyebab Banjir Bandang Cilegon

BPBD dan instansi terkait yang lain masih bersiaga untuk kemungkinan banjir lanjutan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Fakhruddin
Warga berjalan menerobos banjir di Kotasari, Grogol, Cilegon, Banten, Senin (4/5/2020). Banjir yang terjadi akibat tanggul Kali Ciore jebol setelah diguyur hujan sejak Minggu (3/5) malam itu mengakibatkan ratusan rumah dan jalan terendam air setinggi 40-110 centimeter.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warga berjalan menerobos banjir di Kotasari, Grogol, Cilegon, Banten, Senin (4/5/2020). Banjir yang terjadi akibat tanggul Kali Ciore jebol setelah diguyur hujan sejak Minggu (3/5) malam itu mengakibatkan ratusan rumah dan jalan terendam air setinggi 40-110 centimeter.

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga bencana banjir bandang yang terjadi di Kota Cilegon, Banten pada Senin (4/5) adalah karena adanya pertumbuhan bibit siklon tropis dengan kode 96S. Keberadaan bibit siklon ropis ini yang menyebabkan hujan lebat disertai angin kencang di beberapa wilayah Indonesia termasuk Banten.

Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Serang Tarjono menyebut pertumbuhan bibit siklon tropis 96S terpantau berada di Barat Daya Lampung. Siklon tropis ini yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah sekitarnya seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Terpantau di Barat Daya Lampung ada low pressure di beberapa hari, karenanya BMKG pusat hari ini mengeluarkan warning dalam 24 jam ke depan, low pressure ini jadi bibit siklon tropis. Pergerakannya terpantau semakin menjauh, tapi cukup mempengaruhi kejadian banjir di Cilegon," ujar Tarjono, Selasa (5/5).

Bibit siklon tropis ini juga yang berpotensi menyebabkan gelombang laut dengan ketinggian lebih dari tiga meter di perairan Barat Bengkulu hingga Lampung, perairan Selat Sunda bagian Selatan, perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat dan Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Jawa. "Sehingga nelayan atau kapal yang melintas diimbau untuk waspada dan berhati-hati," katanya.

Meski begitu, bibit siklon tropis 96S ini menurutnya diprakirakan terjadi hanya selama 24 jam pada Selasa (5/5). "Pergerakannya semakin menjauh ke arah Selat-Barat Daya menjauhi wilayah Indonesia," ujarnya.

Selain bibit siklon tropis 96S, Tarjono menduga penyebab curah hujan tinggi di wilayah Cilegon juga terjadi karena memasuki masa peralihan musim. Peralihan musim dari penghujan menjadi kemarau ini menurutnya membuat cuaca cukuo ekstrem di Cilegon dan daerah di Banten.

"Kita ini di wilayah Banten sebagian besar sedang mengalami masa peralihan musim hujan ke musim kemarau. Pada masa ini, ditandai dengan cuaca ekstrem dengan hujan lebat hingga gelombang air yang tinggi," katanya.

Tarjono mengimbau masyarakat agar memperbarui terus imformasi cuaca yang ada di website atau platform informasi BMKG resmi lainnya. "BMKG akan terus intens memberikan warning dan update, terus perbarui informasi BMKG resmi baik di Whatsapp atau android agar tidak mendapat informasi yang menyesatkan," jelasnya.

Sementara Ketua Tagana Cilegon, Yahya Afandi menuturkan kondisi wilayahnya pada Selasa (5/5) sudah berangsur membaik. Banjir sudah surut bahkan di wilayah terdampak paling parah seperti Kecamatan Gerogol, Kota Cilegon, Banten.

"Banjir sudah surut jalau sekarang, titik-titik wilayah tergenang sebelumnya seperti Metro, Gerogol, Tamansari Merak, Ramanuju sudah berangsur surut. Hanya memang sedang membersihkan sisa-sisa banjir saja, tanah atau lumpurnya," ujar Yahya.

Yahya menyebut bencana banjir Senin lalu merupakan banjir terparah selama beberapa tahun terakhir. "Selama ini belum pernah ada banjir kayak gini, kalau yang sekarang kan kena semua, sampai wilayah Gerem, Palm Hill yang dataran tinggi aja kena juga," jelasnya.

Menurutnya, pada Senin (4/5) lalu air menggenang dengan ketinggian rata-rata satu meter merendam pemukiman warga, kawasan industri, jalan raya hingga jalan tol. Seorang warga disebutnya bahkan hilang terhanyut dan hingga kini masih dalam pencarian.

"Satu orang masih kita cari, ini petugas masih mencari di lapangan bersama Basarnas untuk menemukan korban," ujarnya.

Meski banjir sudah berangsur surut, Yahya menuturkan pihaknya bersama BPBD dan instansi terkait yang lain masih bersiaga untuk kemungkinan banjir lanjutan. 

"Kita masih bersiaga, malam ini juga masih memberi bantuan makan sahur untuk masyarakat korban banjir. Cuaca kan tidak ada yang tahu ya, sekarang aja masih kelabu gini langitnya, mudah-mudahan tidak ada lagi banjirnya," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement