Selasa 05 May 2020 18:41 WIB

Suryalaya Lakukan Engineering Pendidikan Tasawuf

Pesantren Suryalaya Lakukan Proses Engineering Pendidikan Tasawuf 

Pesantren Suryalaya mengajak seluruh pelaku pendidikan tasawuf termasuk muballigh menyongsong kehidupan baru dengan aktivitas Engineering.
Foto: Istimewa
Pesantren Suryalaya mengajak seluruh pelaku pendidikan tasawuf termasuk muballigh menyongsong kehidupan baru dengan aktivitas Engineering.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Covid-19 menimbulkan dampak langsung adanya physical distancing dan problem-problem ekonomi. Maka dikeluarkanlah Perpu No. 1 Tahun 2020

Akibat physical distancing, setelah Covid 19 selesai, muncul berbagai tantangan. Masyarakat akan mengalami masa digital transformation dalam segala kehidupannya.

Kemudian akibat dari adanya Perpu dan dinamika ekonomi dunia, kita akan menghadapi tantangan menguatnya global capitalism, munculnya new imperialism, materialistic hedonism, dan enviroment deficiency.

"Bagaimana tasawuf memberikan jawaban dari tantangan-tantangan yang akan muncul kira-kira 3 atau 4 bulan ke depan," ucap Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat, Wahfiudin Sakam, saat menjadi narasumber Webinar yang diadakan IAILM Suryalaya, Ahad (3/5)

Sejak sekarang, Kiai Wahfi menyarankan dunia pendidikan tasawuf bersiap-siap mengembangkan metode pendidikan ODEL  (Open Distance Electronic Learning) sekaligus menyempurnakan konten tarekatnya untuk menghadapi tantangan tersebut.

"Yang jelas setelah Covid 19 kehidupan akan berubah betul. Kita akan memasuki New Life kehidupan baru," imbuhnya.

Perubahan Disruptif

Mencermati perkembangan yang terjadi, Pesantren Suryalaya mengajak seluruh pelaku pendidikan tasawuf termasuk muballigh menyongsong kehidupan baru dengan aktivitas Engineering.

Aktivitas belajar dan mendidik akan mengalami masa baru. Bekerja, baik kerja ekonomi, kerja politik mengalami hidup baru. Beribadah begitu juga. Kita juga akan menghadapi problem mendasar yaitu food and energy.

Begitu juga masalah kesehatan dan bagaimana orang mendapatkan kebahagiaan (health and fun) termasuk tourism dan olahraga. Perubahan yang terjadi sifatnya disruptif (menghancurkan dan membenamkan yang lalu, seraya memberikan tantangan baru)

Perubahan yang disruptif memunculkan "kehidupan baru". Dengan kata lain, perubahan terjadi pada wilayah kehidupan pribadi dan interaksi sosial. Terbentuklah new life, new regulations, dan new habits.

Engineering

Dalam webinar yang diadakan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiya (IAILM) Suryalaya, Kiai Wahfi menekankan istilah engineering. Engineering itu adalah suatu penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia.

Engineering digunakan untuk mendesain objek dan proses. Inti daripada engineering adalah penerapan-penerapan iptek atau penerapan teknologi dan pengalaman praktis. Tugasnya adalah untuk mendesain objek baru dan proses-proses baru menghadapi permasalahan manusia.

Sebagai otokritik, Kiai Wahfi berpendapat, bahwa kebanyakan dunia agamawan itu, bicara hal-hal yang normatif. Tetapi bagaimana pengetahuan itu diterapkan untuk mendesain objek baru, proses baru, me-engineering-kan nilai-nilai itu, di sini letak kelemahannya muballigh.

"Para muballigh kita kalau bicara terlalu tinggi tentang macam-macam. Misalnya bicara hal-hal yang sifatnya khariqul a'dah. Bicara bagaimana membentuk Insan Kamil, tetapi bagaimana proses engineering-nya?," tuturnya.

Ketika banyak Lockdown, engineering jalan terus, mendesain arah dan bentuk kehidupan masa datang. Kiai Wahfi menyatakan bahwa engineering yang terus berkembang adalah bidang informasi dan dalam bidang bioteknologi.

"Infotech dan Biotech ini ini terus berkembang dan akan menjadi driver utama kehidupan pasca Covid 19," ujarnya.

Konten Pendidikan Tasawuf

Untuk itu secara konten, kiai Wahfi meminta dan berharap dunia pendidikan tasawuf bisa dilakukan proses engineering.

Maksudnya jangan bicara tasawuf hanya semata-mata nilai-nilai yang normatif. Tetapi aplikasikan, implementasikan nilai-nilai tasawuf itu dalam rangka mendesain objek-objek baru mendesain proses-proses baru untuk menjawab permasalahan hidup.

Jadi intinya bagaimana kita memberikan jawaban. Bukan saatnya lagi tasawuf dijadikan sebagai sesuatu yang deskriptif hanya untuk menjelaskan saja begini dan begitui. Tetapi how and how.

Kemarin ketika bicara  konten pendidikan tasawuf kita terlalu menekankan pada aspek transendensinya (transcendency), hubungan manusia dengan Tuhan. Bicara tentang iman, taqwa, ihsan dan tawakal.

Maka sekarang kita harus kembalikan dan lengkapi lagi dengan aspek humanity-nya. Pertama, bahwa nilai-nilai dasar tentang kemanusiaan dalam Islam itu adalah kemerdekaan (freedom).

Kemerdekaan itu adalah buah pertama daripada tauhid. Jika seseorang betul bertauhid, hanya bergantung kepada Allah maka kepada selain Allah dia menjadi merdeka.

Kedua, dalam hidup bersama, hidup sosial ada dua nilai yang mendasar yaitu keadilan (justice) dan kesejahteraan (welfare).

Lalu konten tasawuf juga diarahkan pada hal terkait enviroment friendly. Sebab sekarang ini  lingkungan menghadapi tekanan yang sangat berat akibat jumlah penduduk yang sangat besar ditambah kerusakan alam yang menimbulkan gangguan.

Kiai Wahfi juga menegaskan bahwa teknologi pendidikan tasawuf harus mengarah pada Big Data, Learning Machine - Algorithm, Internet of Things, Face to Face, simulasi praktek, serta riyadhah.

Sufi yang sejati

Menjadi sufi, kata Wakil Talqin Abah Anom ini, bukan hanya aspek ritual transendental yang harus dikedepankan juga menjalankan fungsi-fungsi sosio kultural berdasarkan keihsanan.

Sebab dunia tasawuf selama ini lebih menekankan pada aspek ibadah ritual, maka aspek sosio kultural ini perlu diperluas. Jadi harus aktif dalam pembangunan peradaban menjalankan fungsi kepemimpinan (khalifah), ini aspek humanity-nya.

Al Mizan (Mecanism of Balance)

وَٱلسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ ٱلۡمِيزَانَ

أَلَّا تَطۡغَوۡاْ فِي ٱلۡمِيزَانِ

وَأَقِيمُواْ ٱلۡوَزۡنَ بِٱلۡقِسۡطِ وَلَا تُخۡسِرُواْ ٱلۡمِيزَانَ

Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. -Surat Ar-Rahman, Ayat 7-9

Alam semesta ini diciptakan begitu hebat dan Allah letakkan di dalamnya Al Mizan (Mecanism of Balance). Maka dikenal ada keseimbangan kosmis, keseimbangan ekologis, keseimbangan sosial, keseimbangan diri.

"Nah, Pesantren Suryalaya Insya Allah akan terus terlibat dalam menjaga keseimbangan ini" tegas Mudir Aam JATMAN 2018-2019 tersebut.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement