Selasa 05 May 2020 17:37 WIB

Emas dan Bawang Merah Pengaruhi Inflasi Kota Tasikmalaya

Tekanan inflasi di Tasikmalaya antara lain dari emas, perhiasan, bawang merah, rokok

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Pedagang cabai di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (3/2).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pedagang cabai di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Bank Indonesia (BI) merilis indeks harga konsumen (IHK) di Kota Tasikmalaya pada April 2020 mengalami inflasi 0,13 persen (mtm). Angka itu lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,317 persen (mtm). 

Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Heru Saptaji menjelaskan, inflasi di tingkat Provinsi Jawa Barat tercatat 0,13 persen (mtm) dan inflasi nasional 0,08 persen (mtm). Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun berjalan Kota Tasikmalaya April 2020 tercatat 0,93 persen (ytd) dan inflasi tahunan adalah 2,08 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi menjelang Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya.

Ia menyebutkan, tekanan inflasi di Kota Tasikmalaya terutama berasal dari emas perhiasan, bawang merah, rokok kretek, rokok kretek filter, dan anggur. "Kenaikan harga emas perhiasan sebesar 13,58 persen (mtm) terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia yang pada April 2020 mencapai rata-rata USD 1.600 per ons. Angka itu merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (5/5).

Sementara dari bahan makanan, tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga bawang merah sebesar 36,85 persen (mtm). Kenaikan harga bawang itu sejalan dengan kondisi nasional, lantaran adanya keterbatasan pasokan.

Menurut Heru, saat ini belum memasukinya musim panen bawang merah akibat pergeseran musim. Selain itu, curah hujan yang tinggi juga berpengaruh menurunkan produktivitas tanam. 

Selain harga bawang, lanjut dia, harga gula pasir juga meningkat karena keterbatasan pasokan dari produksi tebu domestik. Ia mengatakan, tanaman tebu sebagian besar baru dijadwalkan panen pada Mei. Sementara keran impor tebu terbatas. "Gula pasir memberikan andil 0,017 persen terhadap inflasi umum," kata dia.

Namun, Heru mengatakan, tekanan inflasi tertahan oleh penurunan harga cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang putih, dan cabai rawit. Bahan-bahan itu memiliki pasokan yang cukup, sementara permintaannya menurun seiring dengan penurunan konsumsi rumah tangga pada masa pandemi Covid-19.

Ia menambahkan, untuk mendorong daya beli masyarakat, TPID Kota Tasikmalaya telah mengembangkan Pasar Cikurubuk Online yang dapat diakses melalui Tokopedia. Pasar Cikurubuk Online telah diresmikan pada 23 April. 

"Melalui akun yang dikelola oleh Koperasi Pasar Cikurubuk, masyarakat dapat dengan mudah melakukan pemesanan online dari rumah. Akun tersebut telah mengkoordinir berbagai kios sehingga menyediakan beragam pilihan komoditas pangan yang akan diantarkan langsung ke rumah masyarakat pada hari yang sama untuk pemesanan pukul 06.00-11.00 WIB," kata dia.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement