Selasa 05 May 2020 16:13 WIB

Pertama kali, Hutama Karya Terbitkan Global Bonds

Nilai global bonds Hutama Karya ini sebesar 600 juta dolar AS.

Rep: Muhammad Nursyamsi/Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Hutama Karya
Foto: Hutama Karya
Hutama Karya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, PT Hutama Karya (Persero) atau HK resmi menerbitkan instrumen obligasi global dalam mata uang dolar AS atau global bonds pada Senin (4/5). Nilai global bonds yang diterbitkan Hutama Karya ini sebesar 600 juta dolar AS atau setara Rp 9 triliun (kurs Rp 15 ribu per dolar AS).

Global bonds dengan jangka waktu sepuluh tahun dengan kupon 3,75 persen ini disambut antusias investor pasar di tiga benua meliputi Asia sebesar 42 persen, Eropa, Timur Tengah dan Afrika sebesar 30 persen, dan Amerika sebesar 28 persen.

Baca Juga

Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo menyatakan animo investor dari seluruh dunia ini terbilang cukup positif. "Kita bisa lihat bahwa harga kupon Hutama Karya ini sangat kompetitif bahkan ditengah situasi cukup sulit ini," ujar Bintang di Jakarta, Selasa (5/5).

Bintang menyampaikan hal ini merupakan pencapaian yang cukup baik bagi perusahaan, khususnya dalam kondisi seperti ini. Kata Bintang, meski sedang berada di tengah masa sulit ekonomi akibat pendemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, namun perusahaan masih bisa meraih kepercayaan dari investor dunia, bahkan berhasil mencatatkan hampir 5,8 kali oversubscribed.

Hutama Karya, kata Bintang, menyadari proses penerbitan global bonds di saat seperti bukan hal yang mudah, yang mana perusahaan harus melakukan optimasi terutama pada saat proses roadshow yang dilakukan perusahaan melalui metode virtual conference.

Hutama Karya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selanjutnya yang menerbitkan surat utang dalam bentuk dolar AS, setelah beberapa BUMN lainnya telah sukses melakukan hal serupa seperti Pertamina, Jasa Marga dan PLN.

Sebelumnya Hutama Karya juga disematkan peringkat investment grade atau layak investasi oleh 2 lembaga rating internasional Moody’s yaitu dan Fitch pada April lalu.

Hasil dari global bonds ini nantinya akan digunakan untuk mendukung Misi Hutama Karya dalam menyelesaikan mandat Pemerintah untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) untuk ruas Binjai - Langsa, Bukit Tinggi - Padang, Pekanbaru - Bukit Tinggi, Indralaya-Muara Enim, Lubuk Linggau- Bengkulu dan ruas Sigli- Banda Aceh.

Saat proyek JTTS rampung, ucap Bintang, Hutama Karya akan menjadi operator jalan tol terbesar di Indonesia. Pasalnya, mega proyek tersebut merupakan proyek jalan tol dengan total panjang lebih dari 2.769 kilometer. Tak hanya fokus dalam pembangun JTTS saja, Hutama Karya masih terus hadir menghubungkan kebaikan dengan pembangunan infrastruktur lainnya.

"Perkembangan industri konstruksi mempunyai peran strategis sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Bintang.

Bintang menilai langkah tepat dan cepat memanfaatkan peluang dan efisiensi kinerja

perusahaan adalah kunci menghadapi persaingan lokal maupun global, baik dengan sesama BUMN, sektor swasta, hingga kontraktor asing.

Bintang menyebut sejak 2014, Hutama Karya telah diberikan mandat oleh pemerintah untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) sepanjang 2.769 km melalui Perpres No. 100 tahun 2014 yang kemudian diperbaharui menjadi Perpres No. 117 tahun 2015.

"Hingga saat ini sepanjang 500 km ruas tol di JTTS telah terbangun dengan 368 km ruas tol telah beroperasi penuh," lanjut Bintang.

Beberapa ruas tol tersebut diantaranya adalah tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 140 km, tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) sepanjang 189 km, tol Palembang-Indralaya (Palindra) sepanjang 22 km, dan tol

Medan-Binjai (Medbin) sepanjang 17 km.

Untuk 2020, lanjut Bintang, Hutama Karya menargetkan penyelesaian pembangunan JTTS agar terus berlanjut untuk beberapa ruas prioritas yang diantaranya adalah ruas tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km dimana progress konstruksi sudah mencapai 97 persen secara rata-rata, disusul ruas tol Sigli-Banda Aceh seksi 4 Indrapura-Blang Bintang sepanjang 13,5 km yang progress konstruksinya telah mencapai 99 persen secara rata-rata serta terakhir ruas tol Medan-Binjai seksi 1 sepanjang 6 km yang ditargetkan selesai pada Juli 2020.

Wadirut Hutama Karya Aloysius Kiik Ro mengaku gembira dengan sambutan positif para investor dunia. Menurut Aloysius, kepercayaan investor terhadap Hutama Karya juga menjadi bukti bahwa ekonomi Indonesia masih dipandang baik oleh dunia luar.

"Investor masih pecaya sama Indonesia. Kita senang dapatkan sambutan yang besar sehingga kita percaya, investor masih melihat Indonesia dan khsusunya infrastruktur masih jadi satu tempat menarik berinvestasi," kata Aloysius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement