Selasa 05 May 2020 15:59 WIB

BRI Syariah Siapkan Strategi Hadapi Covid-19

BRI Syariah semakin selektif dalam melakukan ekspansi bisnis, termasuk pembiayaan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
BRI Syariah mengantisipasi kesiapan likuiditas dan rasio pembiayaan bermasalah di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Prayogi
BRI Syariah mengantisipasi kesiapan likuiditas dan rasio pembiayaan bermasalah di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah mengantisipasi kesiapan likuiditas dan rasio pembiayaan bermasalah di tengah pandemi Covid-19. Direktur Bisnis Komersil BRIsyariah Kokok Alun Akbar menyampaikan dampak wabah belum terlihat di kuartal I 2020.

"Kami baru bisa merasakan dampaknya sekitar bulan April," katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/5).

Baca Juga

Alun menyampaikan, BRI Syariah masih aman jika wabah berakhir di September. Namun dampaknya akan signifikan jika wabah berkelanjutan hingga Desember 2020. Untuk menghadapi kondisi saat ini, BRI Syariah mengantisipasi kesiapan likuiditas, NPF, dan permintaan pembiayaan.

BRI Syariah semakin selektif dalam melakukan ekspansi bisnis, termasuk pembiayaan. Perusahaan juga mengidentifikasi nasabah-nasabah yang usahanya berpotensi terdampak pandemi virus corona.

BRI Syariah menawarkan keringanan dalam bentuk restrukturisasi pembiayaan sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga April 2020, BRI Syariah sudah melakukan restrukturisasi kepada sekitar 5.000 nasabah dengan nilai Rp 1,6 triliun.

Ini membuat rasio pembiayaan bermasalah bisa tetap terjaga. Alun menyampaikan, target NPF tahun ini bisa membaik jadi sekitar 2,5 persen jika tanpa adanya Covid-19. Dengan kondisi saat ini, restrukturisasi akan membantu menjaga NPF.

"Kesiapan likuiditas juga cukup, kami punya kepemilikan sukuk yang cukup besar yang sewaktu-waktu bisa membantu menambah likuiditas," katanya.

Induk BRI Syariah, Bank BRI juga menjamin bantuan likuiditas jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Dari sisi pembiayaan, BRI Syariah berencana mengubah target pertumbuhan pembiayaan jika wabah terus berlanjut. Target pertumbuhan pembiayaan dari sebelumnya 17 persen menjadi dibawah 10 persen.

Direktur Operasional BRI Syariah, Fahmi Subandi menyampaikan, BRI Syariah menyiapkan tiga skenario dalam menghadapi Covid-19. Skenario ringan jika wabah selesai Juni, skenario sedang jika wabah selesai September, dan skenario berat jika wabah selesai Desember. 

"Wabah ini juga akan ada dampaknya terhadap laba, sementara pada NPF masih bisa diantisipasi dengan restrukturisasi," katanya.

Meski diberi kelonggaran, Fahmi mengatakan, kemampuan bayar perusahaan akan tetap turun. Sehingga ada potensi pengaruh terhadap laba rugi BRI Syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement