Selasa 05 May 2020 15:51 WIB

Ketahanan Pangan Jawa Tengah Diklaim Masih Aman

Dari semua kebutuhan pokok, hanya gula dan bawang putih yang stoknya menipis.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (15/3/2020).
Foto: Antara/Aji Styawan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (15/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketahanan pangan di Jawa Tengah diklaim masih cukup aman di tengah situasi pandemi virus korona. Kecuali komoditas tertentu, seperti bawang putih serta gula pasir yang stoknya memang menipis,

Kendati begitu, tidak ada yang perlu dicemaskan terkait dengan minimnya stok kedua komoditas pokok tersebut. Karena bakal segera tertangani dengan masuknya bawang putih dan gula pasir impor.

“Dari semua kebutuhan pokok, hanya gula dan bawang putih yang stoknya menipis. Tapi Impor kedua komoditas tersebut sudah masuk,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Selasa (5/5).

Menurut Ganjar, sekarang sudah aman karena impor bawang putih sudah masuk. Selain itu juga masih ada 6.000 ton bawang putih milik petani di Temanggung yang tidak terbeli karena tidak bisa bersaing.

Bahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung sudah membuat gerakan membeli dan sekarang pasokan sudah bisa teratasi.

Secara keseluruhan, masih jelas gubernur, stok pangan di Jawa Tengah masih sangat aman, kendati masyarakat yang terdampak pandemi virus Korona di Jawa Tengah terus bertambah dan ribuan pemudik sudah masuk ke Jawa Tengah.

Bahkan Pemprov Jawa Tengah juga sudah menyiapkan skenario dan mekanismenya, termasuk bagaimana untuk memenuhi seandainya pemudik yang masuk ke Jawa Tengah bertambah lebih banyak.

“Entah mereka yang lolos dari PSBB dan masuk ke Jawa Tengah atau masyarakat yang kena PHK dan terdampak corona masih bertambah, kita sudah menyiapkan semuanya,” kata gubernur.

Ada tiga skenario untuk mengamankan stok pangan Jawa Tengah di tengah situasi pandemic seperti sekarang ini. Ketiga skenario itu dihitung dengan jumlah penduduk, penambahan pemudik dan kemampuan ketahanan pangan.

Skenario yang pertama, jelas Ganjar, jika jumlah penduduk Jawa Tengah masih tetap di angka 34,5 juta jiwa, maka ketahanan stok pangan di Jawa Tengah saat ini masih bisa bertahan 13 bulan ke depan.

“Kalau penduduk saat ini ketambahan pemudik kira-kira 500 ribuan, maka stok pangan kita bisa bertahan 11,5 bulan. Namun kalau penduduk sekarang ketambah pemudik sejuta, kalau ini terjadi maka ketahanan pangan kita stoknya jadi 11 bulan,” jelasnya.

Untuk itu, Ganjar tidak khawatir dengan stok pangan di Jawa Tengah, apalagi, saat ini sudah masuk musim panen. Ketika kondisi beras sudah aman, untuk kekurangan gula pasir dan bawang putih bisa dicukupi dari impor

Selain stok pangan, Jawa Tengah juga berupaya untuk mengendalikan fluktuasi harga di pasaran. “Kami selalu menjaga agar fluktuasi terjaga sehingga tidak terjadi inflasi,” kata gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement