Selasa 05 May 2020 15:14 WIB

Lulusan SMK Dominasi Pengangguran di Jatim

Tingkat pengangguran terbuka terendah disumbang lulusan pendidikan tingkat SD.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Mas Alamil Huda
Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di wilayah setempat pada Februari 2020 sebesar 3,69 persen. Artinya, terjadi penurunan 0,14 persen poin dibanding TPT Februari 2019 yang sebesar 3,83 persen. Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan, mengatakan, dilihat dari tingkat pendidikan, TPT di Jatim masih didominasi lulusan SMK.

"Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, pada Februari 2020, TPT untuk SMK masih mendominasi di antara tingkat pendidikan yang lain, yaitu sebesar 8,04 persen. Dibanding Februari 2019, TPT lulusan SMK mengalami kenaikan sebesar 1,20 persen," kata Dadang saat menggelar konferensi pers, Selasa (5/5).

Dadang melanjutkan, TPT tertinggi berikutnya disumbang lulusan sekolah menengah atas (SMA) sebesar 6,12 persen. Dadang mengatakan, situasi ini menggambarkan masih terjadi permasalahan titik temu antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/ SMA di Jawa Timur dengan tenaga kerja yang diminta di pasar kerja.

Sebaliknya, lanjut Dadang, TPT terendah disumbang lulusan pendidikan tingkat SD ke bawah, yang hanya 1,50 persen dari total pengangguran di Jatim. Dadang mengatakan, penduduk dengan pendidikan rendah cenderung lebih mudah menerima tawaran pekerjaan apa saja tanpa banyak mengajukan persyaratan.

Dadang merinci, penduduk bekerja dengan pendidikan SD ke bawah sebanyak 9,65 juta orang atau 45,28 persen. Kemudian lulusan SMP sebanyak 3,75 juta orang atau 17,61 persen, SMA sebanyak 3,22 juta orang atau 15,10 persen, dan SMK sebanyak 2,50 juta orang atau 11,74 persen. Adapun penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi atau Diploma ke atas, ada sebanyak 2,19 juta orang atau 10,26 persen.

"Ini mencakup 0,38 juta orang pekerja berpendidikan diploma dan 1,81 juta pekerja berpendidikan Universitas," kata Dadang.

Dadang melanjutkan, jika dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di daerah perkotaan Jawa Timur masih lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan. Pada Februari 2020, TPT perkotaan sebesar 4,77 persen, sedangkan TPT perdesaan sebesar 2,48 persen.

"Dibandingkan setahun yang lalu TPT di daerah perkotaan Jawa Timur pada Februari 2020 hanya mengalami penurunan sebesar 0,01 persen poin. Sebaliknya, TPT perdesaan mengalami penurunan lebih besar yaitu 0,31 persen poin," ujar Dadang.

Dadang menambahkan, jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Februari 2020 sebanyak 22,13 juta orang, atau naik 545,39 ribu orang dibanding Februari 2019. Berdasarkan jumlah tersebut, ada sebanyak 21,32 juta orang penduduk di Jawa Timur yang bekerja, sedangkan sebanyak 0,82 juta orang sisanya menganggur.

"Dibanding setahun lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 555,66 ribu orang dan penganggur berkurang sekitar 10,26 ribu orang," ujar Dadang.

Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Jawa Timur juga meningkat. TPAK pada Februari 2020 tercatat sebesar 71,20 persen, atau meningkat 1,18 persen poin dibanding Februari 2019. Kenaikan TPAK mengindikasikan adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan tenaga kerja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement