Selasa 05 May 2020 10:34 WIB

Jokowi Perintahkan Musim Tanam Dipercepat

Presiden memerintahkan jajarannya mengantisipasi musim kemarau dan dampak kekeringan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mas Alamil Huda
Presiden RI Joko Widodo.
Foto: Biro Pers dan Media sekretariat Kepresidenan
Presiden RI Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya agar mengantisipasi musim kemarau dan dampak kekeringan di berbagai daerah. Sebab, berdasarkan prediksi dari BMKG, 30 persen wilayah yang masuk zona musim nantinya akan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya.

“Oleh sebab itu, antisipasi mitigasi harus betul-betul disiapkan sehingga ketesediaan dan stabilitas harga bahan pangan tidak terganggu,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas antisipasi dampak kekeringan terhadap ketersediaan bahan pokok di Istana Merdeka, Selasa (5/5).

Presiden Jokowi pun meminta agar ketersediaan air di daerah-daerah sentra produksi pertanian disiapkan dari sekarang. Menurutnya, hal ini menjadi kunci utama agar lahan pertanian dapat terhindar dari kekeringan.

“Ini harus disiapkan dari sekarang, mulai dari penyimpanan air hujan, kemudian memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya. Ini penting,” tambahnya.

Selain itu, ia juga meminta agar dilakukan percepatan musim tanam. Curah hujan yang masih ada saat ini pun harus dimanfaatkan oleh para petani untuk tetap bertanam dengan menerapkan protokol kesehatan.

Karena itu, ia meminta agar ketersediaan sarana-sarana pertanian seperti bibit dan pupuk harus betul-betul disiapkan dengan harga yang terjangkau. Presiden juga menyinggung mengenai program stimulus ekonomi yang akan diberikan untuk para petani.

“Kemarin juga sudah dibicarakan mengenai stimulus ekonomi untuk petani. Ini agar juga dipertajam lagi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Jokowi meminta agar manajemen pengelolaan stok kebutuhan dan bahan-bahan pokok harus dilakukan dengan detil. Ia meminta Bulog agar terus membeli gabah dari petani sehingga harga di petani menjadi lebih baik.

Pekan lalu, Presiden Jokowi menyoroti ancaman krisis pangan dunia pascapandemi corona saat ini. Ancaman krisis pangan ini disampaikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (FAO) yang mengancam 135 juta jiwa di seluruh dunia. Karena itu, Presiden pun menekankan pentingnya mempersiapkan ketahanan pangan nasional.  

“FAO sudah memberikan peringatan akan terjadinya krisis pangan, bencana kelaparan yang akan mengancam dunia. 135 juta orang di seluruh dunia terancam kelaparan atau bahkan mengalami situasi yang lebih buruk daripada itu. Karena itu, ketersediaan pangan, food security sangat penting,” kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement