Selasa 05 May 2020 09:39 WIB

Ini Alasan Didi Kempot Konsisten di Musik Campursari

Didi Kempot bangga lagu campursari disukai di negara-negara lain.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Muhammad Hafil
Ini Alasan Didi Kempot Konsisten di Musik Campursari. Foto: Penyanyi Didi Kempot menyanyikan lagu ciptaannya untuk menghibur
Foto: BUDI CANDRA SETYA/ANTARA FOTO
Ini Alasan Didi Kempot Konsisten di Musik Campursari. Foto: Penyanyi Didi Kempot menyanyikan lagu ciptaannya untuk menghibur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi dan seniman Didi Kempot, Selasa (5/5), meninggal dunia. Didi meninggal dalam usianya yang menginjak 53 tahun.

Didi dikenal sebagai seorang penyanyi campursari. Dia telah berkarier selama 30 tahun.

Baca Juga

Didi lahir dari keluarga dengan latar belakang seniman. Putra dari pasangan seniman tradisional Ranto Edi Gudel dan Umiyati Siti Nurjanah itu terlahir dengan nama Dionisius Prasetyo. Almarhum Mamiek Prakoso, pelawak senior Srimulat, merupakan kakaknya. 

Sepanjang tiga dekade, Didi tetap konsisten menjadi penyanyi dan pencipta lagu campursari. Pemilik nama lengkap Dionisius Prasetyo itu merasa berkewajiban melanggengkan pelestarian musik tradisional karena terlahir dari keluarga seniman tradisi.

Pelantun lagu "Sewu Kuto" itu punya kepercayaan besar terhadap kesenian tradisional. Dia meneladani bapaknya yang mampu menghidupi keluarga dari honor sebagai pemain ketoprak. Hal itulah yang membuat Didi dan kakaknya tidak ragu menjadi seniman tradisi.

Awalnya, Didi mengamen di Surakarta, lantas mengadu nasib ke Jakarta pada 1987. Sematan 'Kempot' di belakang namanya adalah kependekan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik tempat dia tergabung sebelum masuk ke dunia rekaman.

Setelah memiliki album pertama, Didi menceritakan bahwa tembang "Cidro" kurang terkenal di Indonesia, tetapi justru sangat digemari turis asal Belanda dan Suriname, Amerika Selatan. Lagu itu bahkan diputar di stasiun radio Belanda.

Sudah belasan kali Didi bolak-balik Indonesia, Suriname, dan Belanda. Dia tidak menyangka seorang penyanyi mantan pengamen jalanan seperti dirinya bisa menulis lagu yang digemari penikmat musik di Eropa.

Sepanjang kariernya, Didi pernah menyatakan lagu paling berkesan sepanjang 30 tahun karier bermusiknya. Seniman yang dijuluki Godfather of Broken Heart atau Lord Didi itu menyebut lagu bertajuk "Stasiun Balapan".

"Lagu itu yang memunculkan Didi Kempot di televisi. Alhamdulillah membuat saya dikenal sebagai penyanyi tradisional. Lagu-lagu lain (kesannya) juga sangat baik, seperti 'Pamer Bojo' yang disenangi anak-anak muda sekarang," kata Didi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement