Selasa 05 May 2020 02:40 WIB

MER-C Salurkan APD ke 125 Fasilitas Kesehatan

Penyaluran APD untuk membantu fasilitas kesehatan di Tanah Air.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
MER-C menyerahkan APD ke sejumlah rumah sakit.
Foto: MER-C
MER-C menyerahkan APD ke sejumlah rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Indonesia melakukan dua kegiatan utama untuk membantu penanganan pandemi virus corona atau Covid-19.

Yakni membentuk tim monitoring pasien dalam pemantauan Covid-19 dan menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) ke tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. 

Baca Juga

Ketua Divisi Bantuan dan Logistik MER-C, Ita Muswita, menyampaikan khusus untuk APD sudah didistribusikan ke lebih dari 125 fasilitas kesehatan di berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua Barat. Ini dilakukan dalam rangka mendukung keamanan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.  

"Tercatat sudah lebih dari 125 fasilitas kesehatan baik itu rumah sakit, puskesmas, klinik, praktik dokter yang kami distribusikan APD di antaranya berupa face shield, hand sanitizer, masker, nurse cap, sarung tangan, hazmat dan lain-lain," kata Ita melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (4/5).  

Ia mengatakan, bantuan MER-C disalurkan sesuai amanah donasi dari masyarakat dan stok yang ada. Awalnya distribusi APD diprioritaskan untuk fasilitas kesehatan di DKI Jakarta dan sekitarnya sebagai wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak.   

Namun seiring kasus yang mulai muncul di berbagai daerah, distribusi bantuan juga sudah menjangkau fasilitas kesehatan di Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan wilayah Sumatra lainnya. Kemudian Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi, Kalimantan dan Papua Barat.

"Khusus face shield, dikarenakan sulit mendapatkan barang dalam jumlah banyak dan harga barang yang tinggi, relawan MER-C mencoba berinovasi membuat face shield sendiri," ujarnya.  

Ita menjelaskan, face shield dibuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan dan harganya pun terjangkau. 

Namun tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan saat face shield digunakan tenaga medis ketika memberikan pelayanan kepada pasien. 

"Alhamdulillah face shield sederhana ini memdapat tanggapan positif dari rekan-rekan medis karena ringan dan dapat dipakai berulang kali," ujarnya. 

Ia mengatakan, sampai saat ini tim relawan MER-C masih terus memproduksi face shield setiap harinya guna memenuhi permintaan yang masuk dari fasilitas kesehatan di berbagai daerah. Jumlah face shield yang diproduksi oleh relawan sudah mencapai lebih dari 3.000 buah. Cabang-cabang MER-C di daerah juga diaktifkan untuk dapat membuat face shield sendiri agar dapat didistribusikan di wilayah kerja masing-masing.

Selain face shield, tim relawan MER-C juga membuat hand sanitizer sendiri ketika cairan ini mulai sulit dicari padahal sangat diperlukan oleh rumah sakit dan klinik. 

"Tim relawan MER-C berlatar belakang farmasi juga berpartisipasi membuat hand sanitizer sesuai standar organisasi dunia WHO. Hand sanitizer juga sampai saat ini terus dibuat secara berkala untuk kemudian didistribusikan ke rumah sakit dan klinik yang membutuhkan," jelas Ita. 

Ita menginformasikan, yang masih memprihatinkan adalah harga-harga APD lain seperti masker bedah, masker N95, dan hazmat masih tinggi. Barangnya pun masih sulit didapat. Hal ini membuat tim MER-C kesulitan untuk menyetok kembali barang-barang tersebut padahal permintaan terus masuk. 

"Baju hazmat karena harga mahal dan sulit didapat, rumah sakit sampai menanyakan apakah MER-C punya jas hujan. Apabila tidak ada hazmat, jas hujan pun mereka terima daripada tidak ada perlindungan sama sekali," ujarnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement