Senin 04 May 2020 18:40 WIB

Aktivitas Manufaktur di Asia Terpukul Akibat Covid-19

Ekonom menilai potensi penurunan lebih dalam masih sangat tinggi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas pabrik di Asia sangat terpukul pada April lalu akibat menurunnya permintaan global.
Foto: Republika/Mardiah
Aktivitas pabrik di Asia sangat terpukul pada April lalu akibat menurunnya permintaan global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas pabrik di Asia sangat terpukul pada April lalu akibat menurunnya permintaan global. Hal tersebut merupakan dampak diberlakukannya pembatasan pergerakan oleh pemerintah sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. 

Lesunya aktivitas di sektor manufaktur ini tergambar dari penurunan indeks Purcashing Managers Index (PMI) di sejumlah negara di Asia. Di Korea Selatan contohnya, IHS Markit PMI tergelincir ke posisi 41,6 dari sebelumnya pada Januari di posisi 48,7. 

Baca Juga

Indeks PMI di April tersebut merupakan yang terendah sejak krisis keuangan 2009. Demikian halnya di Jepang yang mengalami penurunan PMI hingga ke posisi terendahnya sejak 11 tahun lalu. 

Taiwan, sebagai produsen komponen teknologi mewah, mengalami penurunan PMI hingga ke level 42,2. Padahal sebelumnya, indeks PMI manfukatur Taiwan sempat menyentuh level 50,4 pada Maret. 

Sayangnya, ekonom dari Capital Economics Alex Holmes menyebut potensi penurunan lebih dalam masih sangat tinggi. "Permintaan global turun tajam dan sepertinya belum mencapai dasarnya," kata Alex dikutip Reuters, Senin (4/5).

Pekan lalu, data indeks PMI China menunjukkan masih adanya pertumbuhan pada April walaupun masih lebih lambat dibandingkan Maret. China diprediksi akan memimpin negara-negara Asia lainnya dalam hal pemulihan ekonomi. Meski demikian, tingkat permintaannya masih akan sangat rendah.

Alex melihat kondisi PMI di Korea Selatan dan Taiwan masih jauh lebih baik dibandingkan sejumlah negara Asia lainnya seperti Malaysia, India Indonesia dan Vietnam. Menurut Alex, kedua negara tersebut berhasil mengeluarkan kebijakan yang efektif terkait virus korona sehingga tidak memperparah kondisi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement