Senin 04 May 2020 17:35 WIB

Laju Covid-19 Diklaim Melambat Saat Tes PCR Belum Maksimal

Pemerintah menyebut ada penurunan 11 persen laju penambahan kasus baru Covid-19.

Petugas mengoperasikan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Klinik Kesehatan milik Dinas Kesehatan Provinsi Kepualauan Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Rabu (22/4). Gugus Tugas Covid-19 mengakui kekurangan SDM terkait tes PCR.
Foto: ANTARA/Anindira Kintara
Petugas mengoperasikan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Klinik Kesehatan milik Dinas Kesehatan Provinsi Kepualauan Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Rabu (22/4). Gugus Tugas Covid-19 mengakui kekurangan SDM terkait tes PCR.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Fauziah Mursid, Antara

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, pada Senin (4/5) menyebut adanya penurunan 11 persen laju penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia pada awal Mei ini. Menurut Doni, perlambatan penambahan kasus positif Covid-19 terjadi di sejumlah daerah.

Baca Juga

"Dapat kami sampaikan bahwa telah terjadi perlambatan di beberapa provinsi terkait dengan status PSBB. Namun, Presiden meminta agar perlambatan ini tidak membuat kita semua menjadi kendur, dan kita tetap harus patuh terhadap protokol kesehatan," kata Doni seusai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (4/5). 

Doni sendiri tidak menyebutkan daerah mana saja yang terindikasi terjadi perlambatan penambahan kasus positif Covid-19. Namun, berdasarkan data per Ahad (3/5) petang, terjadi penambahan 349 kasus positif Covid-19 dalam satu hari terakhir. Kemudian, pada Senin (4/5), kasus baru positif Covid-19 bertambah 395 orang. Sehingga, sampai Senin (4/5) pukul 12.00 WIB, ada total 11.587 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

"Penurunan jumlah kasus positif, bahwa ada tren mendatar dan menurun. Sementara yang kita saksikan, jumlah spesimen dari ODP dan PDP yang diperiksa meningkat juga. Kita tunggu beberapa hari ke depan setelah lab ini bisa berfungsi optimal," kata Doni.

Doni mengakui, masalah untuk meningkatkan tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) terdapat pada jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Dari target 10 ribu tes PCR, saat ini Indonesia baru mampu pada kisaran 6.000 sampai 7.000 spesimen per hari.

"Petugas laboratorium jumlahnya terbatas, mereka diharapkan bisa kerja 24 jam tapi saat ini cuma bisa 8 jam saja, kalau bisa tingkatkan sumber daya manusia di laboratorium melalui bantuan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) di daerah-daerah kita harapkan lab bisa bekerja selama 16 jam," kata Doni.

Metode PCR yang sering disebut dengan tes swab menggunakan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah sebagai bahan pemeriksaan. Ketika sampel cairan dari saluran pernapasan bawah tiba di lab, para peneliti mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam nukleat tersebut mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya infeksi atau tidak dalam tubuh.

"Kalau sudah bisa beroperasi 16 jam berarti sudah di atas 12 ribu spesimen per hari yang diperiksa karena reagen tersedia termasuk juga komponen-komponen lain untuk mendukung swab juga tersedia," ungkap Doni.

Adapun, reagen adalah zat atau senyawa yang digunakan ke sistem saat pengetesan yang menyebabkan reaksi kimia untuk melihat apakah terjadi reaksi. Komponen lain yang dibutuhkan untuk PCR adalah viral transport medium (VTM) atau media pembawa virus dan ekstrak RNA atau pemurnian asam nukleat rantai tunggal yang merupakan hasil translasi dari DNA.

"Presiden sejak 2 pekan lalu meminta supaya setiap hari kita mampu melakukan 10 ribu pengambilan spesimen tapi kenyataannya data riil sampai sekarang ini baru berkisar 6.000-7.000 spesimen saja, faktornya bukan hanya reagen saja, reagen sudah terdistribusi hingga minggu ini 1 juta reagen, termasuk juga sudah VTM dan esktrasii RNA," ungkap Doni.

Menurut Doni, pemerintah sudah mendatangkan lebih dari 420 ribu reagen PCR. Bahkan, pada Ahad (3/5) malam sudah tiba lagi 500 ribu VTM dan ekstraksi RNA.

"Sehingga diharapkan minggu ini kita punya 1 juta reagen, VTM dan ekstraksi RNA, jadi tes masif di 59 laboratorium bisa dioptimalkan lagi, kendalanya adalah sumber daya di tiap laboratorium belum optimal, masih terbatas tenaga personil," tambah Doni.

Pada Senin (4/5), Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan tambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 395 orang dalam 24 jam terakhir. Sehingga, sampai Senin (4/5) pukul 12.00 WIB, ada total 11.587 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

Untuk penambahan pasien sembuh juga meningkat sebanyak 78 orang, sehingga total keseluruhan pasien sembuh sebanyak 1.954 orang. Sementara jumlah meninggal bertambah 19 orang sehingga jumlah pasien meninggal karena Covid-19 sebanyak 864 orang.

 jumlah tersebut didapat dari pemeriksaan terhadap 116.861 spesimen dari 86.061 orang.

"Selama 24 jam terakhir jumlah spesimen yang kita periksa sampai dengan saat ini sebanyak 116.861 spesimen ini berasal dari 86.061orang pasien kemudian kasus positif terkonfirmasi bertambah 395 orang sehingga menjadi 11.587 orang," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (4/5).

Yurianto juga mengungkap, jumlah data orang dalam pemantaun (ODP) sebanyak 238.178 orang. Namun, sekitar 200 ribu lebih sudah selesai menjalani pemantauan.

"Oleh karena itu tinggal sebagian saja yang memang proses pemantauannya belum selesai," ujarnya.

Sementara, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 24.020 orang dan tengah dalam proses konfirmasi laboratorium dengan menggunakan tes PCR. Saat ini, Yurianto mengatakan ada 331 kabupaten kota di seluruh provinsi Indonesia yang terpapar Covid-19.

"Kalau kita lihat sebaran pasien sembuh yang paling banyak adalah di DKI Jakarta 632, kemudian Sulawesi Selatan 199,Jawa Timur 178 Jawa Barat 159 dan Bali 159 dari total keseluruhan nya adalah 1.954 orang," katanya.

photo
Menahan Ledakan Covid-19 Lewat PSBB Jawa dan Larangan Mudik - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement