Senin 04 May 2020 14:55 WIB

Gugus Tugas: Laju Penambahan Kasus Corona Turun 11 Persen

Masyarakat diminta untuk tetap waspada karena masih ada potensi lonjakan kasus.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat adanya penurunan laju penambahan kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menjelaskan, laju penambahan kasus baru menurun 11 persen pada awal Mei ini.

Kendati begitu, masyarakat Indonesia belum bisa sepenuhnya lega karena risiko lonjakan kasus masih bisa terjadi. "Karena kehadiran sejumlah pekerja migran yang berpotensi nantinya menjadi bagian dari penularan. Termasuk juga jamaah tabligh, kemudian klaster Gowa, dan beberapa tempat industri yang telah menjadi episentrum, dan pemudik yang lolos dari pemeriksaan aparat hal ini dapat berpotensi meningkatnya kasus kembali," ujar Doni usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (4/5).

Baca Juga

Mengantisipasi risiko lonjakan kasus yang bisa saja terjadi, Doni mengingatkan Gugus Tugas di daerah untuk bisa berkoordinasi dengan baik. Pemda juga diminta lebih gencar dalam melakukan upaya pencegahan, deteksi, dan penanganan terhadap masyarakat yang telah terlanjur sakit.

Kementerian Luar Negeri mencatat, sebanyak 12.758 anak buah kapal (ABK) telah kembali ke Indonesia. Sedangkan 70.367 pekerja migran juga tercatat telah pulang ke Tanah Air. Presiden Jokowi, jelas Doni, meminta Gugus Tugas menyisir titik debarkasi yang memiliki kemampuan isolasi dan observasi agar dioptimalkan.

"Klaster yang diwaspadai menjadi episentrum, Gowa, Jamaah tabligh, pabrik. Khusus pabrik, kami dapatkan masukan daerah, sebagian besar karyawan sudah diistirahatkan dan sudah dilakukan rapid dan ada puluhan orang yang positif dan sudah dilakukan isolasi oleh Pemprov Jatim," jelas Doni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement