Senin 04 May 2020 12:21 WIB

Singkawang Pertahankan IP300 meski Pandemi Covid-19

Pemkot Singkawang dukung petani didampingi penuluh untuk pertahankan IP300

Pemerintah Kota Singkawang di Provinsi Kalimantan Barat berupaya pertahankan capaian IP 300, rata-rata tiga kali masa tanam/panen dalam satu tahun, dengan mendukung petani didampingi penyuluh untuk menerapkan rekomendasi teknologi pertanian dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkot Singkawang.
Foto: BPPSDMP Kementan
Pemerintah Kota Singkawang di Provinsi Kalimantan Barat berupaya pertahankan capaian IP 300, rata-rata tiga kali masa tanam/panen dalam satu tahun, dengan mendukung petani didampingi penyuluh untuk menerapkan rekomendasi teknologi pertanian dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkot Singkawang.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGKAWANG -- Pemerintah Kota Singkawang di Provinsi Kalimantan Barat berupaya pertahankan capaian IP 300, rata-rata tiga kali masa tanam atau panen dalam satu tahun. Pemkot Singkawang pun mendukung petani didampingi penyuluh untuk menerapkan rekomendasi teknologi pertanian dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkot Singkawang. 

Harus diakui, Kota Singkawang memang bukan sentra pangan di Provinsi Kalimantan Barat, karena luas sawah hanya 2.706,47 hektar. Kendati begitu sebagian besar lahannya di beberapa lokasi tergolong IP 300, dengan rata-rata tiga kali masa tanam/panen dalam satu tahun.

Bukan cuma itu, produktivitasnya tergolong tertinggi di Kalimantan Barat, yang rata-rata mencapai 28,95 kuintal per hektar menurut Badan Pusat Statistik (BPS 2019) sementara produktifitas pertanian Kota Singkawang mencapai 32,25 kuintal per hektar."Para petani sudah menggunakan alat mesin pertanian untuk pengolahan lahan, tanam hingga panen. Penerapan teknologi Jajar Legowo serta pemupukan berimbang juga diterapkan oleh petani dan kelompok tani maju di Kota Singkawang," kata Eka Afriyan, penyuluh pertanian Singkawang, belum lama ini.

Budidaya padi di Kota Singkawang telah melakukan beberapa tahap kegiatan. Pengolahan lahan dilakukan petani untuk musim gadu 2020 telah dimulai sejak awal Maret dan masih berlangsung hingga saat ini. Persemaian dengan dua cara, menggunakan dapog atau tray dan persemaian kering dengan membuat bedengan di lahan sawah yang sebelumnya dialasi plastik. 

"Proses penanaman menjadi perhatian utama petani. Pada musim tanam gadu 2020, hampir sebagian besar petani melakukan penanaman. Mengejar waktu tanam sehingga penanaman dapat selesai sebelum intensitas curah hujan menurun," kata Eka Afriyan.

Menurutnya, proses pemeliharaan tidak terlepas dari ketersediaan sarana produksi. Saat ini di Kota Singkawang ketersediaan pupuk masih cukup dan dapat dibeli petani di kios-kios resmi pengecer pupuk bersubsidi. Saat ini sebagian petani telah melakukan pemupukan pertama dan melakukan pengendalian hama dan penyakit.

“Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, petani Kota Singkawang tetap melakukan aktivitas di lapangan untuk menjaga keberlangsungan pangan. Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu,” katanya.

Penyuluh pertanian pusat di Kementerian Pertanian RI, Suwarna selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian Provinsi Kalimantan Barat menyatakan hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar petani didampingi penyuluh pertanian tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.

"Petani dan penyuluh dan pemangku kepentingan selama berada di lapangan wajib mengenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan sering cuci tangan pakai sabun untuk menangkal Corona," pesan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) Leli Nuryati mengapresiasi dukungan penyuluh pertanian yang setia mendampingi petani di lapangan."Pangan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sekaligus menjaga stabilitas nasional di tengah krisis Covid-19," kata Leli Nuryati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement