Kuih Tiga Beradik, Menu Berbuka Paling Dicari di Pahang

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil

Senin 04 May 2020 12:02 WIB

Makanan berbuka puasa khas Pahang, kuih tiga beradik. Foto: Tangkapan layar Facebook. Makanan berbuka puasa khas Pahang, kuih tiga beradik.

REPUBLIKA.CO.ID, PAHANG -- Kuih tiga beradik merupakan tiga jenis manisan yang biasanya disajikan sebagai makanan penutup. Menu ini banyak dicari oleh orang-orang Pahang, Malaysia terutama selama Ramadhan sebagai sajian selama berbuka puasa.

Di antara pemasok manisan yang dikenal ini adalah Siti Hasimah Sheikh Nordin, 45 tahun yang tinggal di Inderapura. Dia mengatakan tiga jenis manisan yang membentuk kuih tiga beradik adalah kuih badak kubang, kuih pepena juga dikenal sebagai pena, dan dodol kukus.

Baca Juga

Makanan penutup ini identik dengan daerah yang disebut Chenor di distrik Maran dan disebut 'tiga beradik' (tiga saudara kandung) karena ketiga manisan memiliki bahan utama yang sama, yaitu tepung beras ketan dan santan kental.

"Proses pembuatannya tidak sulit, meskipun membutuhkan kesabaran, untuk mengaduk campuran dan memastikan santan segar untuk mendapatkan hasil akhir yang lembut dan menyenangkan," kata dia ketika ditemui di rumahnya.

Siti Hasimah mengatakan bahwa dia membuat manisan berdasarkan pesanan, hingga 150 paket sehari, dengan bantuan suaminya, Amir Yaakob, 57 tahun.

Manisan yang sudah dikemas harus sudah siap pada pukul 14.00 waktu setempat untuk dikirimkan oleh pengendara mereka. Makanan penutup tidak bisa bertahan lama karena mengandung santan dan untuk rasa yang lebih baik, tidak boleh disimpan di lemari es.

"Jadi, waktu pengiriman harus tepat sehingga pelanggan saya dapat menikmati rasa asli makanan penutup karena berbuka puasa," tambah dia dilansir di bernama.com, Ahad (3/5).

Dari tiga manisan yang membentuk "kuih tiga beradik", Siti Hasimah mengatakan, dia biasanya mengerjakan dodol kukus terlebih dahulu, karena prosesnya adalah yang termudah di antara ketiganya, diikuti oleh badak kubang dan kemudian kuih pepena, keduanya memiliki santan sebagai saus.

"Meskipun sama-sama memiliki santan sebagai saus, rasanya berbeda. Saus untuk  badak kubang lebih creamy, sedangkan pena memiliki saus manis dan aromatik," tambahnya.

Siti Hasimah mengatakan dari tiga manisan, yang paling populer adalah badak kubang.

"Itu dibuat dengan menggunakan resep tradisional dari Chenor dan memiliki isian kelapa, tidak seperti di beberapa tempat lain, seperti Raub, di mana isinya adalah gula aren," kata dia.

Membuat manisan telah menjadi sumber penghasilannya setelah berhenti dari pekerjaan formalnya beberapa tahun yang lalu.