Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Redam Pandemi, Perlu Konsistensi Masyarakat dan Pemerintah

Ahad 03 May 2020 19:32 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta masyarakat disiplin mematuhi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta masyarakat disiplin mematuhi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Foto: istimewa
Ketegasan Pemerintah dibutuhkan agar PSBB berjalan baik sesuai rencana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta masyarakat disiplin mematuhi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di daerah masing-masing. Ketegasan Pemerintah juga dibutuhkan agar PSBB yang diterapkan berjalan baik sesuai rencana.

"Contoh terbaru adalah penerapan PSBB di Jawa Timur yang baru berjalan lima hari. Kita lihat kepatuhan beberapa pihak terhadap peraturan PSBB masih rendah," kata Lestari yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Ahad (3/5).

Baca Juga

Saat PSBB mulai diberlakukan di Jawa Timur, ungkap Rerie, ada industri padat karya masih beroperasi dengan berbekal rekomendasi dari Kementerian terkait. Celakanya, jelas Rerie, kepatuhan terhadap protokol penanggulangan Covid-19 rendah.

"Orang dengan status PDP tetap bekerja di sebuah pabrik. Akibatnya, sejumlah karyawan perusahaan itu positif Covid-19 dan pabrik ditutup beberapa hari setelah dua karyawannya yang positif Covid-19 meninggal dunia," kata Rerie,

Peristiwa serupa, tambah Legislator Partai NasDem itu, sebenarnya juga terjadi pada sebuah perusahaan dengan industri serupa di Amerika Serikat. "Akan tetapi bedanya, begitu ditemukan dua karyawannya terpapar virus corona, pada 20 Maret lalu, pabriknya tutup sementara," ujarnya.

Inkonsistensi pemerintah dengan kasus serupa juga pernah terlihat pada PSBB di DKI Jakarta tahap I. Ketika itu Gubernur DKI Jakarta melarang sejumlah perusahaan beroperasi saat PSBB berlangsung. "Tetapi Kementerian terkait di tingkat pusat malah memberikan rekomendasi boleh operasi," katanya.

Berdasarkan peristiwa tersebut, Rerie berharap semua pihak, pemerintah dan kalangan industri serta pekerja, bisa memahami ancaman serius Covid-19 bagi kehidupan banyak orang.

Sehubungan dengan wacana Pemerintah  tentang pelonggaran aturan PSBB, Rerie mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dan betul-betul memperhatikan semua aspek sebagai bahan pertimbangan. "Jadi kalau ada pihak-pihak yang ingin menerbitkan dispensasi atau merencanakan relaksasi beberapa aturan PSBB dengan sejumlah alasan, mohon dipertimbangkan dampaknya secara menyeluruh," tegas Rerie.

Menurut Wakil Ketua MPR RI bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah itu, proses penanggulangan Covid-19 di Tanah Air memang membutuhkan waktu. Rentang waktu pelaksanaan PSBB yang panjang, menurut Rerie, juga berpotensi mempengaruhi psikologis masyarakat menjadi cenderung tidak mematuhi lagi sejumlah protokol kesehatan untuk penanggulangan wabah Covid-19.

"Kalau semua masyarakat disiplin saya yakin wabah Covid-19 ini bisa segera berakhir. Sebaliknya kalau masyarakat dan pemerintah selalu mencari pembenaran untuk merelaksasi peraturan PSBB, saya ragu kondisi ini akan berakhir," ujarnya.

Menurut Rerie masyarakat harus konsisten mematuhi aturan PSBB sampai kebijakan tersebut dinyatakan berakhir. Sedangkan pemerintah daerah, tambahnya, harus konsisten menyosialisasikan kebijakan dan menerapkan sanksi yang tegas bagi pelanggar aturan PSBB.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler