Ahad 03 May 2020 19:27 WIB

Warga Afghanistan Disiksa Penjaga Perbatasan Iran

Beberapa mayat warga Afghanistan di perbatasan Iran memunculkan usulan investigasi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Beberapa mayat warga Afghanistan di perbatasan Iran memunculkan usulan investigasi atas dugaan penyiksaan oleh polisi Iran. Ilustrasi.
Foto: REUTERS / Ammar Awad
Beberapa mayat warga Afghanistan di perbatasan Iran memunculkan usulan investigasi atas dugaan penyiksaan oleh polisi Iran. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, HERAT -- Pejabat Afghanistan mengambil tindakan untuk melakukan investigasi atas ditemukan mayat warganya dengan laporan terjadi penyiksaan oleh penjaga perbatasan Iran, Ahad (3/5). Beberapa mayat ditemukan di sebuah sungai bagian barat dengan dugaan mereka mencoba melewati perbatasan Iran.

Kementerian Luar Negeri Afghanistan mengatakan bahwa penyelidikan telah dilakukan. Pejabat senior di istana kepresidenan Kabul menyatakan, penilaian awal menunjukan setidaknya 70 warga Afghanistan mencoba memasuki Iran dari perbatasan provinsi Herat dipukuli dan didorong ke sungai Harirud. Aliran sungai Harirud terbagi antara Afghanistan, Iran, dan Turkmenistan.

Baca Juga

Dokter di Rumah Sakit Distrik Herat menjelaskan mereka telah menerima mayat para migran Afghanistan. Beberapa di antaranya telah tenggelam. "Sejauh ini, lima mayat telah dipindahkan ke rumah sakit. Dari mayat-mayat ini, jelas bahwa empat meninggal karena tenggelam," kata kepala Rumah Sakit Distrik Herat, Aref Jalali.

Konsulat Iran di Herat membantah tuduhan penyiksaan dan menenggelamkan puluhan pekerja migran Afghanistan oleh polisi perbatasan. "Penjaga perbatasan Iran belum menangkap warga Afghanistan," kata konsulat dalam sebuah pernyataan.

Noor Mohammad adalah salah satu dari 57 warga Afghanistan yang ditangkap oleh penjaga perbatasan Iran pada Sabtu (2/4). Dia dan kelompoknya mencoba menyeberang ke Iran untuk mencari pekerjaan dari Distrik Gulran di Herat. "Setelah disiksa, tentara Iran melempar kami semua ke sungai Harirud," kata Mohammad.

Warga Afghanistan lain yang selamat adalah Shir Agha. Dia mengatakan setidaknya 23 dari 57 orang yang dilemparkan oleh tentara Iran ke sungai telah meninggal dunia. "Tentara Iran memperingatkan kita bahwa jika kita tidak menjatuhkan diri ke dalam air, kita akan ditembak," kata Agha.

Pejabat Afghanistan mengatakan peristiwa ini bukan pertama kalinya. Warga Afghanistan pernah disiksa dan dibunuh oleh polisi Iran yang menjaga perbatasan sepanjang 920 kilometer.

"Orang-orang kami bukan hanya beberapa nama yang Anda lemparkan ke sungai. Suatu hari kita akan menyelesaikan ini," ujar Gubernur Herat, Sayed Wahid Qatali, merujuk pada pejabat Iran.

Insiden ini dapat memicu krisis diplomatik antara Iran dan Afghanistan pada saat pandemi virus corona membuat eksodus massal para migran Afghanistan dari Iran. Mereka banyak terkonfirmasi positif Covid-19. Qatali mengatakan sebanyak 2.000 warga Afghanistan setiap hari melintasi perbatasan dari Iran.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement