Ahad 03 May 2020 13:10 WIB

SMK di Jabar Dilibatkan dalam Produksi Ventilator

Ada empat SMK di Bandung dan Cimahi yang dilibatkan memproduksi ventilator

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) menguji coba mesin pompa udara (ventilator) di area Masjid Salman ITB, Kota Bandung, Selasa (21/4). ITB bekerja sama dengan Unpad dan Masjid Salman ITB mengembangkan ventilator non-invasif yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia) untuk membantu tenaga medis dalam menangani perawatan pasien terinfeksi Covid-19 sekaligus untuk mengatasi kelangkaan ketersediaan ventilator yang dimiliki rumah sakit di Indonesia
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) menguji coba mesin pompa udara (ventilator) di area Masjid Salman ITB, Kota Bandung, Selasa (21/4). ITB bekerja sama dengan Unpad dan Masjid Salman ITB mengembangkan ventilator non-invasif yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia) untuk membantu tenaga medis dalam menangani perawatan pasien terinfeksi Covid-19 sekaligus untuk mengatasi kelangkaan ketersediaan ventilator yang dimiliki rumah sakit di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan sejumlah SMK di Jabar dilibatkan dalam produksi ventilator yakni SMK 4 Bandung, SMK 6 Bandung, SMK 8 Bandung dan SMK 1 Cimahi.

“Sekolah kami di SMK, yaitu SMK 4, 6, 8 (Bandung) dan SMK 1 Cimahi sudah mendapat masing-masing 20 paket untuk sama-sama dengan tim yang dipimpin oleh Pak Syarif Hidayat (Dosen ITB) dalam rangka produksi ventilator, kerja sama dengan Salman ITB. Jadi, sekolah SMK kita juga dilibatkan,” ujar Dewi kepada wartawan akhir pekan ini.

Dewi mengatakan, para siswa SMK tersebut membantu pembuatan ventilator sebanyak 500 unit. Dari jumlah tersebut, 80 unit di antaranya akan diberikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar.

Insya Allah dari 500 yang akan dibuat, kita mendapatkan 80. Jadi ini juga sebuah bentuk kepedulian dari kita semua,” katanya.

Selain itu, kata dia, Disdik Jabar pun menyerahkan sejumlah bantuan dari insan pendidikan Jabar kepada Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja.

“Ini adalah dana-dana yang dihimpun oleh kepala sekolah, komite sekolah, orang tua dan peserta didik se-Jawa Barat,” kata Dewi.

Rinciannya, kata Dewi, uang sebesar Rp 2 miliar yang disalurkan melalui Jabar Bergerak, Rp950 juta dari SMA/SMK/SLB se-Jabar yang disalurkan langsung kepada warga terdampak COVID-19. Kemudian, 23.214 paket sembako, 2.294 pcs Alat Pelindung Diri (APD), 128.213 masker, 9.956 liter hand sanitizer, 7.611 liter disinfektan, dan 2.990 face shield.

“Bantuan ini dilaksanakan oleh guru-guru, untuk masyarakat di sekitar satuan pendidikan yang ada di seluruh pelosok Jawa Barat,” kata Dewi.

Sementara menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, keterlibatan SMK di Jabar dalam pembuatan ventilator menjadi bukti kekuatan insan pendidikan Jabar. Menurutnya, insan pendidikan Jabar harus kompetitif dan inovatif dalam merespons perkembangan dunia global.

"Kita bisa menciptakan apa saja yang kita mau. Terbukti, pada saat Covid-19 ini tiba-tiba kita bisa membuat ventilator dengan karya anak bangsa, yang salah satunya dikerjakan oleh SMK di Jawa Barat,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement