Muslim Yerusalem Sholat di Luar Rumah Selama Ramadhan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 03 May 2020 10:02 WIB

Muslim Yerusalem Sholat di Luar Rumah Selama Ramadhan. Foto Ilustrasi: Pemandangan Dome of the Rock dan Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, Jumat (23/4). Foto: AP Photo/Sebastian Scheiner Muslim Yerusalem Sholat di Luar Rumah Selama Ramadhan. Foto Ilustrasi: Pemandangan Dome of the Rock dan Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, Jumat (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Selama bulan suci Ramadhan, umat muslim di Yerusalem memilih untuk melakukan sholat di luar rumah dalam kelompok kecil. Ini bertujuan untuk mengekang pandemi virus corona, setelah sebelumnya masjid-masjid ditutup sementara waktu termasuk penghentian sholat berjamaah di kompleks Masjid Al Aqhsa.

Seperti dilansir Egypt Independent pada Ahad (3/5), setiap ibadah di situs-situs keagamaan di Yerusalem baik yang disakralkan oleh umat Islam, Kristen dan Yahudi dihentikan sementara waktu di tengah pemberlakuan lockdown baik oleh otoritas Israel maupun Palestina untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga

Kendati demikian, beberapa kebijkan sudah dicabut beberapa hari terakhir yang memungkinkan banyak kegiatan usaha buka kembali. Meski tetap diberlakukan larangan adanya pertemuan dalam jumlah besar. Pelaksanaan sholat di luar secara berjamaah hanya dapat dilakukan di luar rumah oleh maksimal 19 orang dengan jarak berdiri satu jamaah dengan lainnya setidaknya dua meter.

Biasanya selama Ramadhan puluhan ribu jamaah datang ke Masjid Al Aqsha untuk melaksanakan sholat tarawih. Namun pelaksanaan sholat di situs tersebut dihentikan sementara sejak beberapa minggu lalu. Sedang pertokoan di daerah mayoritas muslim kini harus tutup sejak pukul 6 sore. Namun demikian, masih diperbolehkan melakukan pengiriman barang. Langkah itu bertujuan mencegah orang berkumpul setelah waktu berbuka puasa.

Israel memberlakukan langkah serupa dengan mencegah pertemuan umat Yahudi selama hari besar Yahudi dan libur nasional. Sedang otoritas Palestina juga sangat membatasi pergerakan warganya selama enam pekan terakhir.

Sejauh ini Israel telah melaporkan lebih dari 16 ribu kasus dengan jumlah kematian akibat terinfeksi Covid-19 sebanyak 223. Lebih dari separuh warga yang terinfeksi di Israel telah sembuh.Sementara itu otoritas Palestina telah  melaporkan sekitar 330 kasus dengan 2 orang meninggal dunia.