Ahad 03 May 2020 06:04 WIB

Penundaan Turnamen Mungkin Membuat Semangat Atlet Mengendur

PBSI punya PR baru untuk mempersiapkan program tambahan.

Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti meluapkan kegembiraannya seusai memenangi laga final ganda campuran All England melawan pebulu tangkis Thailand Dechapol Puavaranukroh dan Sapsiree Taerattanachai di Arena Birmingham, Inggris, Ahad (15/3/2020).
Foto: Antara via Reuters/Andrew Boyers
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti meluapkan kegembiraannya seusai memenangi laga final ganda campuran All England melawan pebulu tangkis Thailand Dechapol Puavaranukroh dan Sapsiree Taerattanachai di Arena Birmingham, Inggris, Ahad (15/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PB PBSI) mempunyai pekerjaan rumah tambahan.  Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susi Susanti mengatakan banyaknya penundaan turnamen kemungkinan akan membuat semangat pebulutangkis nasional agak mengendur.

Persiapan pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti misalnya harus dimulai dari nol guna menghadapi Olimpiade Tokyo 2020 yang pelaksanaannya diundur tahun depan. Hal itu cukup disayangkan, mengingat Praveen/Melati sebelumnya sempat berada di performa bagus dengan menjuarai All England 2020 pada Maret lalu.

"Misalnya kayak Praveen/Melati, kemarin setelah menang All England, kalau Olimpiade digelar tahun ini kesempatan sangat besar. Tapi karena turnamen mundur, mereka harus mengulang lagi dong persiapannya dari bawah," ujar Susi saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (3/4).

Maka dari itu,  bagi Praveen/Melati dkk demi mengembalikan performa, semangat, dan kepercayaan diri mereka saat menghadapi turnamen berikutnya hingga Olimpiade nanti.

Jika menilik dari perhitungan awal, Susi menyebut perencanaan tim pembinaan dan prestasi (binpres) serta pelatih, seharusnya para atlet tengah berada di performa puncaknya pada Agustus nanti, tepat saat Olimpiade berlangsung.

Namun akibat ditundanya Olimpiade serta seluruh turnamen bulu tangkis lainnya, bukan tidak mungkin para atlet harus bertarung dengan mental dan suasana hati mereka yang menurun. Bahkan, bisa saja juga kehilangan gairah bertanding.

"Nah ini yang jadi PR, bagaimana menjaga semangat, mood, bukan cuma performa, tapi juga konsistensi dan kepercayaan dirinya mereka. Serta semangat mereka bahwa di Olimpiade nanti harus di peak performa mereka yang teratas. Itu yang harus dibangun dari awal lagi," kata Susi menjelaskan.

Tak hanya itu, dengan adanya jeda kompetisi saat ini juga dinilai Susi sangat berpengaruh signifikan bukan hanya terhadap mental para atlet, tapi juga peta kekuatan yang bisa saja berubah di tahun depan.

Pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia telah membuat seluruh kejuaraan bulu tangkis mengalami penundaan maupun pembatalan.

Hingga saat ini, Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) belum memberikan kepastian soal kelanjutan turnamen yang ditunda. Kecuali Thomas & Uber Cup yang sudah dipastikan bakal digelar pada 3-11 Oktober di Arrhus, Denmark.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement