Jumat 01 May 2020 05:02 WIB

Covid-19 Mewabah, Perilaku Konsumen Jungkir Balik

Covid-19 Mewabah, Perilaku Konsumen Jungkir Balik

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Covid-19 Mewabah, Perilaku Konsumen Jungkir Balik. (FOTO: Unsplash)
Covid-19 Mewabah, Perilaku Konsumen Jungkir Balik. (FOTO: Unsplash)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Covid-19 memaksa sejumlah konsumen di Asia Tenggara untuk beradaptasi dengan gaya hidup baru. Gaya hidup yang dikenal dengan istilah The New Normal ini juga terjadi di Indonesia. Kebijakan social distancing dan karantina mandiri membuat masyarakat membiasakan diri dengan rutinitas yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Sebagai perusahaan data dan kecerdasan buatan (AI) yang beroperasi di sembilan negara, ADA menganalisis lebih dari 400.000 aplikasi di Asia dan satu juta lokasi yang biasa dikunjungi individu selama pandemi berlangsung. Temuan data scientists ADA ini menyebutkan bahwa perubahan drastis pada rutinitas harian masyarakat menghasilkan perilaku konsumen baru yang disebut sebagai Crisis Persona.

"Penerapan social distancing dan gerakan sosial tidak membuat hidup kita berhenti. Banyak konsumen telah beradaptasi dengan cepat dan terus melakukan apa yang telah mereka lakukan, tetapi dengan cara digital. Misalnya bekerja, belajar, olahraga dan latihan, dan sebagainya," ujar Kirill Mankovski, Managing Director ADA di Indonesia dalam video conference, Kamis (30/4/2020).

Baca Juga: 379.000 Mitra Pengemudi Grab Dapat Literasi Digital, Sekaligus Sertifikat dari Microsoft

Social distancing di Indonesia yang berlaku sejak pertengahan Maret lalu, secara otomatis berdampak pada banyak aspek kehidupan sehari-hari masyarakat. Berdasarkan data ADA, pada akhir Februari 2020 hingga minggu ketiga Maret, aktivitas di kawasan pusat bisnis Jakarta mengalami penurunan sebesar 53%.

Perubahan perilaku komuter ini juga berakibat pada jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan dan restoran cepat saji. ADA menemukan sejak 15 Maret, kunjungan ke sejumlah mal di Jakarta menurun hingga 50% dibandingkan awal 2020.

Hal ini juga memengaruhi jumlah kunjungan orang ke pusat kebugaran yang berada di dalam mal. Banyak individu yang memutuskan untuk melakukan aktivitas kebugaran di rumah, dengan mengandalkan aplikasi kesehatan dan kebugaran. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga fisik dan gaya hidup sehat.

Di sisi lain, ADA mencatat peningkatan penggunaan aplikasi produktivitas, yang naik lebih dari 150% pada pertengahan Maret dengan screen record dan aplikasi anti-virus sebagai yang paling banyak digunakan. Beberapa aplikasi produktivitas lain yang digemari pengguna adalah aplikasi yang dapat menggantikan pertemuan fisik dan mempertahankan interaksi.

Crisis Persona: Menyambut The New Normal

ADA telah mengidentifikasi enam crisis persona baru yang muncul di Indonesia:

The Adaptive Shopper 870 ribu

The Brave One 2 juta

The Market Observer 130 ribu

The Bored Homebody 13,3 juta

The Health Nut 130 ribu

The Yearning Traveller 125 ribu

"Kita semua berbeda. ADA menemukan setiap orang bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap keadaan baru selama pandemi ini. Melalui analisis penggunaan beberapa aplikasi, serta perubahan gerakan fisik, kami mengidentifikasi berbagai karakter berdasarkan reaksi mereka terhadap krisis."

"Ada beberapa yang telah secara dramatis meningkatkan penggunaan aplikasi keuangan mereka, ada yang semakin giat menggunakan aplikasi hiburan ketika berada di rumah. Ada pula juga beberapa yang terus bepergian ke tempat kerja dan tidak mengubah perilaku online-nya karena tidak semua bisnis berhenti beroperasi, terutama industri-industri vital," kata Kirill.

Baca Juga: 5 Inovasi Digital Biar Bisnis Survive di Tengah Pandemi Covid-19

Jika kita menelaah aplikasi belanja dan produktivitas lebih lanjut, terutama yang banyak digunakan oleh kategori persona yang produktif, seperti The Adaptive Shopper dan Working-from-home Professional, ADA mencatat kedua jenis aplikasi ini memang yang paling banyak digunakan oleh orang Indonesia, khususnya bagi kalangan menengah dan atas.

Sejak pemberlakuan social distancing, penggunaan aplikasi belanja oleh The Adaptive Shopper juga meningkat hingga 300%. Diprediksi bahwa aplikasi belanja yang tengah banyak digunakan adalah aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, bagi sebagian besar pekerja profesional Indonesia—yang kini Working-from-home Professionals, cara bekerja dan berkoordinasi dari rumah masing-masing terasa sama seperti bekerja dalam keadaan normal. Mereka terus melakukan pekerjaan, kolaborasi, komunikasi, dan pertemuan seperti biasa—hanya saja kali ini semuanya dilakukan secara jarak jauh, dengan bantuan aplikasi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement