Jumat 01 May 2020 02:17 WIB

Keberhasilan Vaksin Covid-19 Milik Oxford Terpantau Juni 

Terdapat 90 vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dikembangkan di seluruh dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Oxford Vaccine Group mengatakan indikasi pertama vaksin Covid-19 yang dikembangkannya dapat dipantau pada pertengahan Juni mendatang. Kandidat vaksin itu bernama ChAdOx1 nCov-19.
Foto: Center for Pharmaceutical Research via AP
Oxford Vaccine Group mengatakan indikasi pertama vaksin Covid-19 yang dikembangkannya dapat dipantau pada pertengahan Juni mendatang. Kandidat vaksin itu bernama ChAdOx1 nCov-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Oxford Vaccine Group mengatakan indikasi pertama vaksin Covid-19 yang dikembangkannya dapat dipantau pada pertengahan Juni mendatang. Kandidat vaksin itu bernama ChAdOx1 nCov-19.

Vaksin tersebut telah berhasil diuji coba kepada monyet kera di Amerika Serikat (AS) pada akhir Maret. Pengujian terhadap manusia dimulai di Oxford pada 23 April. 

Baca Juga

“Kami berharap mendapat sinyal tentang apakah vaksin ini bekerja pada pertengahan Juni. Ini masih program pengembangan,” kata Regius Professor of Medicine di University of Oxford Sir John Bell kepada program radio BBC Today, Kamis (30/4).

Sekitar 1.100 orang diperkirakan akan disuntik dengan kandidat vaksin tersebut. Itu merupakan bagian dari uji coba yang didanai langsung Pemerintah Inggris.

Oxford Vaccine Group telah mengumumkan kemitraan dengan raksasa farmasi Inggris AstraZeneca guna membantu meningkatkan produkai ketija uji coba manusia berakhir. “Kami akan perlu membuat 30 atau 40 juta dosis pada contoh pertama agar cukup tersedia. Jika disetujui kami dapat memvaksinasi orang segera,” kata Sir John Bell.

Terdapat 90 vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dikembangkan di seluruh dunia. Namun indikasi awal menunjukkan kandidat vaksin yang dikembangkan Oxford masih lebih unggul. 

The Serum Institute of India berencana memproduksi 60 juta dosis vaksin yang dikembangkan Oxford Vaccine Group. Serum Institute of India adalah pembuat vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume. 

“Mereka adalah sekelomok ilmuwan hebat yang sangat berkualifikasi (di Oxford). Itulah sebabnya kami mengatakan kami akan mengikuti ini, dan itulah sebabnya kami percaya diri,” kata Serum Chief Executive Adad Poonwala. 

Dia mengatakan Serum Institute of India adalah perusahaan terbatas swasta dan tidak bertanggung jawab kepada investor publik atau bankir. “Saya dapat mengambil sedikit risiko dan mengesampingkan beberapa produk serta proyek komersial yang telah saya rencanakan di fasilitas saya yang ada,” ujarnya.

Serum Institute of India juga telah bermitra dengan perusahaan biotek AS Codagenix dan Austria Themis pada dua kandidat vaksin Covid-19 lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement