Jumat 01 May 2020 00:53 WIB

Ratusan Karyawan Bandara di New York Terinfeksi Corona

Dari 500 karyawan bandara yang terinfeksi, empat orang meninggal.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Penumpang bandara. Sebanyak 500 karyawan yang bekerja di bandara di Amerika terinfeksi corona.
Foto: AP PHOTO
Penumpang bandara. Sebanyak 500 karyawan yang bekerja di bandara di Amerika terinfeksi corona.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Administrasi Keamanan Transportasi Amerika Serikat (TSA) mengatakan, sebanyak 500 karyawan yang bekerja di bandara dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah tersebut, 208 telah sembuh dan empat orang meninggal dunia.

Menurut data TSA, sebagian besar kasus tercatat di bandara New York. Bandara Internasional John F. Kennedy memiliki jumlah karyawan tertinggi yang terinfeksi virus corona yakni sebanyak 105, diikuti oleh Bandara Internasional Newark Liberty dan Bandara LaGuardia masing-masing dengan 56 dan 32 kasus.

Baca Juga

Dlansir Anadolu Agency, di luar New York, Bandara Internasional Louis Armstrong New Orleans sebanyak 27 pekerjanya terinfeksi virus korona. Menurut TSA, angka-angka tersebut tidak termasuk karyawan atau kontraktor non bandara yang memiliki interaksi terbatas dengan publik.

Hingga saat ini, AS menempati urutan teratas sebagai negara dengan jumlah kasus infeksi virus korona terbanyak di seluruh dunia. Berdasarkan data dari Johns Hopkins University, jumlah infeksi virus korona di AS mencapai lebih dari 1 juta dengan hampir 60.000 kematian. Sementara, 117.000 pasien dinyatakan sembuh.

Meski demikian, sejumlah negara bagian di AS mulai melonggarkan lockdown seiring tambahan kasus positif virus corona yang mulai menurun. Pendiri Microsoft Bill Gates khawatir gelombang kedua pandemi korona bisa terjadi di AS.

Gates mengungkapkan bahwa pembukaan lockdown yang sukses harus dilakukan secara bertahap. Langkah ini juga diharapkan dapat membuka perekonomian yang mulai surut tapi tetap sejalan dengan rekomendasi dari banyak pakar kesehatan dan ekonom, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, Gates juga menyarankan agar pemerintah melakukan tes secara besar-besaran guna menghindari gelombang kedua ledakan kasus baru virus corona. Menurut Gates, pemerintah AS harus melakukan jutaan tes setiap pekan sebelum lockdown dicabut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement