Kamis 30 Apr 2020 13:38 WIB

India: Kebijakan Karantina Nasional Berhasil Tekan Corona

India telah melonggarkan karantina nasional yang dipakai untuk menekan virus corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang pekerja kota menyemprotkan disinfektan sebelum mengubur pria berusia 72 tahun yang meninggal karena Covid-19 di Tangmarg, sekitar 30 kilometer utara Srinagar, Kashmir, India, Sabtu (25/4). Perdana Menteri India Modi pada 14 April 2020 mengumumkan bahwa lockdown atau pengucinan wilayah di negara itu akan diperpanjang hingga 3 Mei
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Seorang pekerja kota menyemprotkan disinfektan sebelum mengubur pria berusia 72 tahun yang meninggal karena Covid-19 di Tangmarg, sekitar 30 kilometer utara Srinagar, Kashmir, India, Sabtu (25/4). Perdana Menteri India Modi pada 14 April 2020 mengumumkan bahwa lockdown atau pengucinan wilayah di negara itu akan diperpanjang hingga 3 Mei

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India mengatakan penerapan karatina di seluruh negeri lima pekan lalu berhasil dengan gemilang dalam menahan penularan virus corona. India pun berencana melonggarkan sejumlah pembatasan.

Pada Kamis (30/4), Kementerian Dalam mengeluar pernyataan yang mengatakan pemerintah Inida mungkin akan melonggarkan beberapa distrik. Setelah kebijakan karantina nasional akan ditinjau pada Ahad (3/5).

Baca Juga

Sejauh ini, India sudah melaporkan 33.050 kasus infeksi dan 1.074 kasus kematian. Pada Rabu (29/4), pemerintah india mengizinkan pekerja migran, peziarah, wisatawan, mahasiswa dan kelompok lain yang terjebak di suatu tempat untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Keputusan untuk melonggarkan karantina nasional itu akan melegakan bagi pekerja di kota yang ingin pulang ke desa mereka. Sebab, kehilangan pekerjaan di kota setelah India menerapkan karantina di seluruh negeri sejak 25 Maret lalu.

Baru-baru ini, pemerintah India mengizinkan toko-toko di perumahan di kota dibuka kembali. Pabrik dan pertanian di daerah-daerah pinggiran juga diizinkan beraktivas kembali untuk membantu jutaan orang miskin yang kehilangan pekerjaan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement