Berapa Jarak antara Waktu Sahur dan Sholat?

Red: A.Syalaby Ichsan

Kamis 30 Apr 2020 07:41 WIB

Mesaharati, Hajja Dalal (46) berkeliling permukiman untuk membagunkan sahur di Kairo, Mesir, Rabu (29/4). Mesaharati atau orang yang berkeliling permukiman ketika waktu sahur selama bulan suci Ramadhan merupakan sebuah pekerjaan musiman yang berlangsung selama Ramadhan dengan memukul drum pada dini hari atau waktu sahur dan menyanyikan kalimat-kalimat keagamaan yang berhubungan dengan Ramadhan. Foto: AP / Nariman El-Mofty Mesaharati, Hajja Dalal (46) berkeliling permukiman untuk membagunkan sahur di Kairo, Mesir, Rabu (29/4). Mesaharati atau orang yang berkeliling permukiman ketika waktu sahur selama bulan suci Ramadhan merupakan sebuah pekerjaan musiman yang berlangsung selama Ramadhan dengan memukul drum pada dini hari atau waktu sahur dan menyanyikan kalimat-kalimat keagamaan yang berhubungan dengan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita agar santap sahur sebelum memulai ibadah puasa. Rasulullah bahkan menegaskan jika perbedaan antara puasa umat Islam dengna ahli kitab adalah makan sahur. 

Dalam salah satu hadis, Bilal bin Rabah, muazin Rasulullah, sampai-sampai harus mengumandangkan azan untuk membangunkan orang yang shalat malam dan agar kembali dari masjid untuk melakukan santap sahur. 

Di dalam hadis lainnya, disebutkan jika Rasulullah mengakhirkan waktu untuk bersantap sahur dan menyegerakan berbuka. Lantas, berapa lama jarak antara sahur dan waktu Subuh? Berikut hadist yang bersumber dari Zaid bin Tsabit. 

“Dia berkata, kami pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian kami melaksanakan shalat berjamaah. Aku berkata, berapa lama jarak antara sahur dan sholat? Dia menjawab, “Kira-kira lima puluh ayat.” (HR Al Bukhari : 575, Muslim: 1.097). 

Di dalam Alqur’an, waktu sahur berakhir ketika fajar tiba. “Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.” (QS Al Baqarah: 187). 

Dalam hadis yang bersumber dari Samurah bin Jundub Ra, dia berkata: "Rasulullah SAW bersabda:'janganlah adzan Bilal dan putih di ufuk yang menjulang tinggi menjadi tanda, akan tetapi cahaya fajar yang telah menyebar dan meluas di ufuk.' (HR Muslim: 1.094, Abu Dawud: 2.346, An-Nasa'i:2.171).

(Abdullah bin Abdul Aziz bin Muhammad Al-Luhaidan dalam Ensiklopedi Hadits)