Kamis 30 Apr 2020 06:36 WIB

Ekonomi AS Kuartal Pertama Terkontraksi 4,8 Persen

Investasi yang sudah tertekan oleh perang dagang AS-China kini jatuh lebih dalam.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Lingkungan di The Cedar-Riverside di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS). Ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal pertama mengalami penyusutan dengan kecepatan tertinggi sejak krisis keuangan pada 2008.
Foto: Reuters/Craig Lassig
Lingkungan di The Cedar-Riverside di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS). Ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal pertama mengalami penyusutan dengan kecepatan tertinggi sejak krisis keuangan pada 2008.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal pertama mengalami penyusutan dengan kecepatan tertinggi sejak krisis keuangan pada 2008. Tren ini mengakhiri ekspansi ekonomi terpanjang, sebagai dampak kebijakan lockdown yang bertujuan menekan tingkat penyebaran virus corona.

Seperti dilansir di Irish Times, Rabu (29/4), Biro Analisis Ekonomi (Bureau of Economic Analysis/BEA) memperkirakan ekonomi AS kontraksi 4,8 persen secara tahunan pada periode Januari hingga Maret. Angka ini menjadi penurunan tertajam sejak kontraksi 8,4 persen pada akhir 2008 dan dibandingkan pandangan ekonom yang memprediksi kontraksi 4 persen.

Dalam pernyataannya, BEA mengidentifikasi adanya hantaman besar terhadap ekonomi dengan kebijakan stay-at-home pada Maret. "(Ini) menyebabkan perubahan cepat pada permintaan karena bisnis dan sekolah beralih ke jarak jauh atau dibatalkan, sementara konsumen juga membatalkan, membatasi, atau mengalihkan pengeluaran mereka," kata BEA dalam pernyataan resmi.

Pukulan terhadap konsumen Amerika yang selama ini menjadi motor ekonomi terbukti dalam penurunan 7,6 persen pada data konsumsi pribadi. Angka tersebut menandai penurunan terbesar sejak 1980.

Dari beberapa sektor, jasa kesehatan menjadi salah satu sektor paling menderita. Penyebabnya, rumah sakit berhenti melakukan prosedur selektif yang menguntungkan ketika fokus saat ini bergeser ke penanggulangan pandemi.

Ekonom di Capital Economics, Paul Ashworth, mencatat, jasa tersebut menyumbang 40 persen dari keseluruhan penurunan konsumsi. Sementara itu, investasi bisnis yang sudah tertekan oleh perang dagang AS-China tahun lalu kini jatuh lebih dalam untuk empat kuartal berturut-turut. Penurunannya menjadi tercepat dalam 11 tahun terakhir.

Kontraksi lebih dalam diprediksi akan makin terlihat pada kuartal kedua. Pasalnya, kebijakan lockdown baru dijalankan pada pertengahan Maret yang bisa berdampak pada aktivitas ekonomi April hingga beberapa bulan berikutnya. Beberapa ekonom memperkirakan kontraksinya dapat mencapai 30 hingga 40 persen pada kuartal kedua.

Penasihat ekonomi White House, Kevin Hassett, mengatakan, PDB pada kuartal kedua akan menjadi angka negatif yang besar. Di sisi lain, tingkat pengangguran bisa meningkat sampai 20 persen pada Juni, angka yang tidak pernah dirasakan sejak Great Depression pada 1930-an. Luasnya bencana ekonomi AS diperkuat pada pekan lalu ketika Departemen Ketenagakerjaan mencatat terdapat 26 juta warga Amerika yang telah mengajukan klaim pengangguran sepanjang lima pekan terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement