Rabu 29 Apr 2020 18:39 WIB

Pendapatan Sektor Non-Pariwisata Tergerus 22 Persen

Pariwisatan dan restoran paling terdampak Covid-19 dengan penurunan 70 persen.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ilham Tirta
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia ikut menggerus pendapatan berbagai sektor usaha. Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak dengan penurunan pendapatan mencapai 70 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara sektor lainnya, pendapatannya rata-rata anjlok 22 persen.

"Sektor riil ini terkena dampak daripada Covid-19. Yang terparah tentu sektor restoran dan pariwisata yang rata-rata sudah kena di year on year nya 70 persen. Sedangkan sektor lain rata-rata 22 persen," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Rabu (29/4).

Kendati begitu, pemerintah mengidentifikasi sejumlah sektor usaha yang masih mencatatkan surplus profit. Di antaranya industri karet, industri makanan dan minuman, farmasi, kesehatan, dan minyak nabati.

Selain industri skala besar, wabah Covid-19 juga berimbas kepada pelaku UMKM. Presiden Jokowi, ujar Airlangga, memberi arahan agar jajarannya menyiapkan subsidi bunga kredit. Sasarannya, debitur yang pinjamannya setara dengan Kredit Usaha Rakyat, yakni maksimal Rp 500 juta, kredit usaha menengah dengan pinjaman Rp 500 juta sampai Rp 10 miliar, dan kredit mikro kecil dengan pinjaman di bawah Rp 10 juta. Subsidi bunga kredit diberikan selama enam bulan dengan formula yang bervariasi.

"Kemudian terkait program kredit modal kerja, pemerintah akan menghitung dari keseluruhan kredit. Kami sedang menghitung (nilai kebutuhannya). Pemerintah juga melibatkan Akrindo dan Jamkrindo sebagai sistem penjaminan untuk kredit modal kerja tersebut," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement