Rabu 29 Apr 2020 16:10 WIB

Otoritas Nigeria Selidiki Kematian Misterius

Kematian misterius di Nigeria memicu penyelidikan kaitan dengan Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan menyemprotkan disinfektan di pasar informal, Lagos, Nigeria, Selasa (31/3).  Kematian misterius di Nigeria memicu penyelidikan kaitan dengan Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AP/Sunday Alamba
Petugas kesehatan menyemprotkan disinfektan di pasar informal, Lagos, Nigeria, Selasa (31/3). Kematian misterius di Nigeria memicu penyelidikan kaitan dengan Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Otoritas Nigeria sedang menyelidiki 'kematian misterius' yang terjadi dalam beberapa hari belakangan di Negara Bagian Kano, saat negara tersebut sedang berperang melawan pandemi virus corona mematikan, menurut pejabat. Gubernur Kano Abdullahi Umar Ganduje menyatakan selama sepekan terakhir terdapat laporan kematian misterius di Negara Bagian Kano.

"Kami dan saya berada di sini untuk meyakinkan semua pihak bahwa penyelidikan sedang berlangsung," tulis Ganduje di akun Twitter, Senin.

Baca Juga

"Autopsi masih berjalan namun sejauh ini tak ada hal yang menunjukkan bahwa kematian itu terkait dengan #COVID-19," lanjutnya.

Selasa lalu surat kabar Daily Trust melansir sekitar 150 orang meninggal di Kano dalam lima hari terakhir. Kondisi ini memicu penyelidikan untuk menentukan apakah kasus tersebut memiliki kaitan dengan Covid-19.

Pada Rabu gubernur membantah bahwa Kano telah mencatat kematian 'aneh' setelah pandemi mematikan, menurut situs lokal Premium Times. Pernyataan Ganduje pada Senin menuai beragam reaksi di Twitter.

"Tolong katakan dengan jujur, untuk apa dilakukan autopsi? Ini Muslim dan kebanyakan dari mereka meninggal di rumah dan dimakamkan segera sesuai ajaran agama Islam. Sekali lagi saya tanya, untuk apa dilakukan autopsi Tuan Gandola?" cuit seorang pengguna Twitter.

"Bagaimana anda melakukan autopsi terhadap jasad yang sudah terkubur? Apa Anda menggalinya?" tanya pengguna lain.

Otoritas Nigeria mengonfirmasi 1.337 infeksi Covid-19 dengan 40 kematian akibat penyakit yang sangat menular tersebut. Data tersebut menurut Johns Hopkins University yang berbasis di Amerika Serikat.

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement