Rabu 29 Apr 2020 13:33 WIB

Profil Ideal Siswa SMART Menjawab Tantangan Gobal

Panitia seleksi beasiswa SMART mencari anak mudah yang memiliki semangat berubah

Profil ideal siswa SMART menjawab tantangan global.
Foto: Dompet Dhuafa Pendidikan
Profil ideal siswa SMART menjawab tantangan global.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ervan Nugroho, Guru SMART Ekselensia Indonesia

“Kok bisa sih siswa SMP SMART menjawab tantangan global?”

Baca Juga

“Hehehe.... ada strategi dong!”

Pada bulan Januari setiap tahun, Panitia Seleksi Nasional Beasiswa SMART bergotong royong untuk

‘mencerna‘ dan ‘menghisap’ bibit-bibit siswa. Ya, kita mencari anak muda yang memiliki semangat

untuk berubah dan bertumbuh. Anak muda yang berasal dari ketidakmampuan ekonomi menjadi

siswa yang akan hidup selama lima tahun dengan visi besar. Anak muda yang memiliki semangat

untuk mengalahkan keterpurukan ekonomi menjadi kemapanan ekonomi.

“Bung, gimana cara kau membuat siswa miskin menjadi percaya diri banget?”

Kita punya strategi Bang! Sekolah kita, SMART Ekselensia Indonesia, memiliki karantina yang beken

buat para siswa. Kita awali dulu Bang, dengan seleksi siswa yang pintar tapi miskin untuk diubah

mindset hidupnya. Terus Bang, kita jemput dan didik di sekolah Dompet Dhuafa punya nih di Desa

Jampang.

Sesampainya siswa di sekolah, kita beri asupan gizi berupa matrikulasi.

“Apa itu Bung, matrikulasi?”

Itu lho Bang, semacam penyamaan kemampuan antarsiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

“Apa isinya Bung?”

“Quantum Learning, matrikulasi dengan materi krusial dan Pendidikan Dasar Karakter

Kepemimpinan (PDK).”

Tuh, Mas Udin aja tahu kalo Quantum Learning itu keren abis.

“Kok bisa?”

Gimana Mas Udin tuh Quantum Learning?

“Quantum Learning itu ada empat materi yang diberikan buat siswa baru kita. Materi baru itu

berupa super memory system: speed reading, easy writing dan mind mapping.”

Gimana? Mantap kan?!

Kita siapkan para siswa dengan kondisi yang culun menjadi pribadi yang berani tampil di depan

umum. Jangan salah lho, siswa kita awalnya masih memiliki pandangan yang polos. Kita poles

mereka dengan aktivitas individu dan kelompok hingga muncul rasa percaya diri yang tinggi.

Problem anak dari kaum miskin memang percaya diri yang rendah.

Kembali ke QL alias Quantum Learning, siswa kita gembleng untuk mampu mengingat super,

membaca super, menulis super dan memetakan hal-hal dengan super. Dalam kegiatan MPLS (Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah), program wajib dari pemerintah kita tambahkan kegiatan khusus

sekolah. Kegiatan khusus tersebut berupa latihan dasar kelompok. Pertandingan, games dan

kompetisi antargrup kita gelorakan sehingga visi menjadi pribadi yang super dapat tertanam.

Kita ubah cara pandang siswa marginal menjadi bercara pandang seorang negarawan, seniman,

relawan, dermawan, budiman hingga hartawan.

“Gimana tuh cara ngubah mereka?” tanya Bang Jupri.

Insyaallah ada jalannya Bang! Jalannya dengan kita berikan tiga hari dalam sepekan. Para siswa kita

ini menjadi keynote speaker dalam kegiatan Apel Pagi. Mereka gelorakan semangat dalam kajian fiksi

dan nonfiksi. Kalau kita hitung dalam sebulan, ada 12 kali siswa menggelorakan semangat jiwa muda

mereka dengan cara seperti itu.

“Lalu bagaimana dengan tantangan global?”

Bung, permasalahan global bisa kita petakan. Problem global kita berupa kemiskinan, kebodohan,

dan ketamakan. Kemiskinan merupakan problem yang menyeluruh. Miskin dalam bahasa berarti

serbakurang. Serbakurang sendiri multitafsir, bisa kurang harta, kurang ilmu, kurang pahala, bisa

juga kurang amal ibadah. Kemiskinan yang muncul di muka bumi adalah karena ketimpangan kondisi

sosial ekonomi masyarakat. Makin giat seseorang berusaha mandiri tanpa putus harapan, akan

mendapatkan hasilnya. “Usaha tidak mengkhianati hasil”, begitu ungkapan yang sering kita dengar.

“Terus, gimana cara siswa SMART mengalahkan masalah global tadi?” tanya Mbak Mirna.

Jawabannya dengan kita memproses selama lima tahun dengan bantuan para donatur untuk

menjembatani para siswa marginal ini. Mereka dididik, dibina dan dilahirkan kembali menjadi siswa

yang siap bertarung, siap ambil bagian dalam memutus tali nasib buruk ekonomi keluarganya. Siswa

sejak Kelas 7 dilatih belajar tanpa henti atas semua ilmu dan belajar berdagang di sela-sela aktivitas

mereka di sekolah dan asrama.

Siswa SMART diajari memiliki profil Giat Berusaha. Giat Berusaha merupakan salah satu kunci untuk

berhasil. Fakta mengatakan bahwa para penemu hebat dunia berhasil menemukan alat mereka tidak

dalam waktu singkat, namun membutuhkan proses yang panjang. Mereka tidak lelah dan tidak putus

harapan. Mereka inilah contoh figur yang memiliki profil Giat Berusaha.

Alhamdulillah telah banyak siswa kita yang berhasil memutus rantai kemiskinan keluarganya. Ada

yang berhasil menjadi pengusaha gorengan Molen Arab, ada yang berhasil terlibat dalam dunia

telekomunikasi dan informasi, dan banyak lagi. Profil Giat Berusaha akan memberikan hasil yang

baik.

Tantangan global kedua adalah kebodohan. Kebodohan merupakan sumber kezaliman. Orang bisa

berbuat zalim karena tidak tahu akan ilmu. Orang yang tidak berilmu akan menghancurkan apa saja.

Masih ingatkah kau Kawan akan nasehat sahabat Nabi? “Serahkanlah suatu urusan kepada ahlinya.”

Barang siapa yang mengurusi suatu pekerjaan tanpa ilmu maka tunggulah kehancurannya. Siswa kita

ubah dari siswa biasa menjadi siswa luar biasa.

“Gimana strateginya Mas Bejo?” celetuk Dik Puji.

Siswa SMART Ekselensia Indonesia, sudah didoakan dengan nama sekolah yang bagus banget

artinya. SMART berarti pintar, Ekselensia berarti pintar benar. Kurikulum internal sekolah dan

kurikulum eksternal kita padukan menjadi kurikulum yang holistik bagi siswa. Materi khas sekolah

kita optimalkan dengan waktu tatap muka yang sedikit berbeda dengan waktu belajar arahan dinas

pendidikan.

Quantum Learning selalu kita gunakan dalam kegiatan moving class kita. SMART juga didukung

dengan guru-guru hebat yang piawai dengan beragam model dan inovasi pembelajaran. Selain itu para siswa diberikan waktu yang banyak untuk membaca. Perpustakaan SMART tersedia dengan

ribuan referensi yang dibutuhkan.

Mencipta siswa menjadi pembelajar sejati merupakan visi sekolah ini. Lantunan Mars SMART yang

meniupkan angin segar membangun diri sebagai pembelajar sejati terus mengiringi. Momen

kejuaraan, pertandingan dan olimpiade terus diikuti, guna mengasah pikiran dan harapan para

siswa. Demikian pula kegiatan ilmiah yang berupaya kita kembangkan dalam diri para siswa.

Banyak siswa SMART yang telah menjadi pemimpin di kampusnya. Mereka menjadi pemimpin bagi

mahasiswa lainnya. Mereka menunjukkan bahwa sebagai pribadi yang soleh perlu dan penting untuk

beramal baik bagi sesama. Kalau mereka ‘bodoh’ maka tidak akan dipercaya menjadi seorang

pemimpin di kampusnya.

“Saat ini mereka memimpin organisasi kampus, di masa depan mereka akan memimpin organisasi

dunia.”

Kepekaan sosial, daya nalar, dan kemampuan berpikir kritis selalu para guru berikan dalam proses

belajar mengajar yang apik di setiap waktu. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi

dikembangkan pada momen-momen pembelajaran baik di dalam maupun luar kelas. Inilah profil

kedua siswa SMART, Pembelajar Sejati.

Profil Pembelajar Sejati menitikberatkan pada berapa banyak buku yang telah dipelajari, dibaca dan

dikaji kandungan ilmunya, untuk kemudian dijadikan bahan diskusi bersama. Jangan salah kira lho,

siswa kita doyan melahap buku. Satu buku tak pernah cukup. Mantap pisan mereka, buku dilahap,

internet dilahap, hingga film-film inspiratif pun merek lahap.

Proses belajar yang menyenangkan insyaallah akan menghasilkan buah yang baik.

“Seperti apakah belajar yang menyenangkan itu Bung?”

Belajar dengan model dan media yang menarik, yaitu model dan media yang rutin diupgrade

sehingga tak muncul rasa bosan. Memang sih, butuh waktu dan energi lebih untuk itu semua.

Namun bukan mustahil untuk dilakukan bukan?!

Ya, permasalahan kebodohan bisa kita atasi dengan menyemangati para darah muda ini untuk

senantiasa baca, baca, dan baca. Quantum Learning pun dioptimalkan, forum diskusi bermutu juga

dioptimalkan.

Profil Pembelajar Sejati pun diwujudkan dengan menjadi mahasiswa pascasarjana di negara orang.

Siswa SMART Ekselensia menjadi mahasiswa program pasca di Belanda, pengalaman yang baik untuk

kaum marginal menimba ilmu di negeri manca. Pembelajar Sejati inilah profil yang senantiasa diikuti

para siswa hingga mereka berani belajar di Malaysia, Perancis dan negara lainnya.

“Bang, masih ada permasalahan global ketiga, ketamakan.”

Ketamakan menjadi masalah global karena banyak manusia itu tamak. Secara bahasa, ketamakan

merupakan sebuah upaya mendapatkan yang lebih untuk diri sendiri. Ketamakan menggerogoti

dunia. Bisnis dikuasai oleh segelintir orang, sekelompok kecil manusia. Dunia dikuasai oleh kebijakan

segelintir negara. Perusahaan dikuasai oleh segelintir orang, hingga muncul monopoli, liberalisme

dan kapitalisme.

Profil siswa SMART ketiga adalah Kedermawanan. Inilah yang menjawab tantangan global

ketamakan tadi. Kedermawanan siswa disuguhkan dengan pola hidup sederhana, pola makan yang sederhana, pola komunikasi yang seadanya, dan belajar yang mengoptimalkan potensi sarana

prasarana yang ada.

Siswa kita desain untuk senantiasa ikut ambil bagian dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,

terutama kegiatan yang sifatnya membangun desa. Siswa beberapa hari belajar di desa orang lain

untuk berbagi ilmu, berbagi kesempatan dan berbagi amal ibadah dengan membangun sarana

pendidikan, ibadah dan pembinaan karakter masyarakat.

Siswa SMART berprofil Kedermawanan untuk dunia. Mereka lahir dari keluarga miskin dan

merasakan menjadi orang yang serbakurang. Rasa menerima ini dilatih untuk beradaptasi menjadi

pribadi yang sederhana. Tanpa melupakan kulit mereka, siswa kita berubah menjadi pribadi yang

berada namun tidak tamak.

Lembagalah yang bertugas mengajar mereka untuk mendahulukan kepentingan orang lain sebelum

kepentingan pribadi. Dompet Dhuafa membangun sekolah ini untuk menciptakan pribadi siswa

SMART yang di kemudain hari menjadi dermawan. Peduli untuk negara dan bangsanya. Demikianlah,

kedermawanan menjadi profil siswa SMART untuk mengalahkan permasalahan global.

Dengan empat puluh siswa di setiap angkatannya, para guru dan lembaga berupaya menciptakan

siswa dengan profil ideal bagi dunia. Giat Berusaha, Pembelajar Sejati dan Kedermawanan, dibingkai

dalam kereligiusan maka akan menciptakan pribadi yang diidamkan oleh para leluhur bangsa.

Bangsa Indonesia akan menjadi negara maju dan berjaya dengan keberadaan para siswa ini.

Merekalah generasi muda berprofil SMART, berkarakter pemimpin dan berjiwa Islami. Semoga kelak

mereka mampu menjadi solusi bagi permasalahan bangsa dan dunia ini. Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement