Selasa 28 Apr 2020 22:39 WIB

Turki Buka Kegiatan Perekonomian Akhir Mei

Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Turki menurun tajam.

Turki Buka Kegiatan Perekonomian Akhir Mei. Suasana ibu kota Turki, Ankara saat pandemi Covid-19, ilustrasi
Foto: EPA
Turki Buka Kegiatan Perekonomian Akhir Mei. Suasana ibu kota Turki, Ankara saat pandemi Covid-19, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mulai membuka kembali kegiatan perekonomian pada akhir Mei seiring jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 menurun tajam akibat pemberlakuan langkah-langkah pembatasan. Langkah pembatasan tersebut untuk menahan wabah virus corona jenis baru serta meminimalkan risiko gelombang kedua infeksi.

Sementara itu, kepala asosiasi mal Turki mengatakan, pusat perbelanjaan akan dibuka kembali secara bertahap mulai 11 Mei tergantung permintaan dari pedagang eceran dan persetujuan dari dewan penasihat otoritas kesehatan. Turki telah menutup mal, sekolah, restoran, dan kafe untuk meredam lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga

Meskipun beberapa kantor tetap beroperasi, pemerintah meminta warga Turki tinggal di rumah dan menutup pintu perbatasan untuk memperlambat pergerakan masyarakat. Secara global, Turki berada di posisi ketujuh dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang mencapai lebih dari 112 ribu. Sekitar 2.900 orang telah meninggal.

Meskipun demikian, jumlah kematian akibat Covid-19 dilaporkan menurun selama delapan hari terakhir. "Ketika kita melihat kasus dan angka kematian kita telah mencapai titik positif. Pada saat ini, ada kemungkinan bagi perekonomian untuk dibuka kembali," kata pejabat senior itu kepada Reuters.

"Studi terbaru mengindikasikan, pembukaan kembali ekonomi akan dimungkinkan pada akhir Mei dan perkembangan saat ini mengonfirmasi hal ini. Langkah-langkah akan diambil untuk membuka kembali dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadinya gelombang kedua infeksi," ujarnya.

Kabinet Turki pada Senin membahas kemungkinan penyesuaian pajak lebih lanjut dan insentif untuk melindungi pekerja dan memotong biaya bisnis. Hal tersebut juga dilakukan untuk meningkatkan sektor pariwisata dan maskapai penerbangan yang terpukul akibat Covid-19.

"Pembukaan kembali aktivitas ekonomi akan meminimalkan kontraksi tahunan PDB tahun ini," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement