Selasa 28 Apr 2020 23:30 WIB

Hampir 2.000 Kamar Hotel Disiapkan untuk Karantina Makassar

Hotel di Makassar juga disiapkan untuk tenaga medis.

Hampir 2.000 Kamar Hotel Disiapkan untuk Karantina Makassar. Rapid Test atau pemeriksaan cepat Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Hampir 2.000 Kamar Hotel Disiapkan untuk Karantina Makassar. Rapid Test atau pemeriksaan cepat Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan 1.974 kamar di 24 hotel di Kota Makassar sebagai ruangan karantina orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam pemantauan (ODP) virus corona baru (Covid-19).

"Kami ingin memastikan seluruh warga yang berstatus OTG dan ODP yang ada di Makassar agar dikarantina di hotel yang sudah kita siapkan," kata Gubernur Sulsel M Nurdin Abdullah saat mengunjungi Posko Induk Gugus Tugas Covid-19 di Jalan Nikel Makassar, Selasa (28/4).

Baca Juga

Ia mengatakan, saat ini tidak bisa lagi diprediksi penularan virus karena transmisinya ke orang yang sehat atau tanpa gejala. Untuk itu, harus segera dihentikan pergerakannya dengan cara karantina, meski dilakukan isolasi di rumah, namun masih tetap memungkinkan keluar dan berinteraksi dengan orang yang lain sehingga hal tersebut berbahaya.

"Maka dari itu, jauh lebih efektif jika karantina di hotel, kita berikan gizi yang lebih bagus, kita tingkatkan imunnya agar virus bisa segera dikalahkan,” ujar dia.

Hingga saat ini, ia tengah mempersiapkan sejumlah hotel bagi pasien OTG dan ODP untuk dikarantina, termasuk hotel bagi para tenaga medis agar memudahkan mereka beristirahat tanpa harus pulang ke rumah dan bisa langsung memberikan perawatan medis bagi penderita Covid-19 sebab berdekatan lokasi.

"Sudah kami siapkan Hotel Swiss Bell dan juga Sheraton bagi pasien OTG dan ODP. Sedangkan dokter dan tenaga medis lainnya dipersiapkan Hotel Grand Sayang untuk ditempati. Tadi saya juga sudah minta Pak Wali Kota bagi orang yang berstatus OTG dan ODP segera dimasukkan dalam daftar karantina di hotel," katanya.

Ia mengemukakan tentang pentingnya secara serius pandemi virus itu diatasi dan dicegah penularannya. "Jadi jangan dianggap penyakit ini sebagai aib, karena yang ingin kita karantina itu virusnya, bukan orangnya agar cepat hilang dan sembuh hingga tidak bisa menyebar lagi ke orang lain," kata Nurdin yang juga mantan bupati Bantaeng selama dua periode itu.

Pejabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb pada kesempatan itu mengatakan, saat ini 80 orang dinyatakan positif berdasarkan hasil tes cepat secara massal beberapa waktu lalu di seluruh puskesmas di Kota Makassar. "Sesuai arahan Pak Gubernur, diupayakan segera warga kita selama ini melakukan isolasi mandiri di rumahnya dipindahkan ke hotel yang sudah disiapkan. Termasuk yang dinyatakan positif saat rapid test kemarin akan dilanjutkan dengan tes swab. Apabila masih positif, langsung diarahkan untuk karantina di hotel," katanya.

Selain itu, Iqbal menyampaikan terima kasih kepada warga yang sebagian besar sudah menunjukkan kepatuhannya menjalankan aturan PSBB hingga hari ini. Bahkan, masjid-masjid awalnya dilaporkan masih melakukan aktivitas ibadah berjamaah, kini sudah menghentikannya sementara waktu.

"Kita akan terus mengoptimalkan penegakan PSBB secara represif demi menghentikan pergerakan virus ini di Makassar. Sesuai harapan Pak Gubernur agar Sulsel bisa menjadi yang pertama terbebas dari Covid-19," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement