Selasa 28 Apr 2020 21:31 WIB

Asita Kalbar: Dampak Covid-19 Sebagian Anggota Alih Profesi

Anggota Asita Kalbar alih profesi berjualan makanan.

Suasana lengang dan sepi di Jalan Gajahmada Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (15/4/2020). Sejak dua pekan lalu hingga waktu yang belum ditentukan Pemerintah Kota Pontianak masih memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat di Jalan Gajahmada yang merupakan pusat bisnis dan perdagangan di Kota Pontianak guna mencegah meluasnya penyebaran pandemi COVID-19
Foto: JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO
Suasana lengang dan sepi di Jalan Gajahmada Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (15/4/2020). Sejak dua pekan lalu hingga waktu yang belum ditentukan Pemerintah Kota Pontianak masih memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat di Jalan Gajahmada yang merupakan pusat bisnis dan perdagangan di Kota Pontianak guna mencegah meluasnya penyebaran pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Kalimantan Barat, Nugroho Henray Ekasaputra mengatakan dampak wabah Covid-19 membuat sebagian anggotanya beralih profesi. Hal ini terpaksa dilakukan untuk mencari pemasukan lantaran aktivitas wisata sudah terhenti.

"Saat ini kami nyaris semua sudah tutup. Kalau pun buka itu hanya membantu konsumen mengurus pengembalian tiket dari maskapai. Walaupun kebijakan refund ada di maskapai. Saat ini teman-teman beralih profesi demi menyambung hidup. Ada yang jual madu, makanan, kurma dan usaha kecil-kecilan lainnya," ujarnya di Pontianak, Selasa (28/4).

Baca Juga

Ia menyebutkan bahwa selama sebulan ini juga penerbangan sudah sangat sepi. Pesawat hanya diisi oleh orang yang pulang kampung karena pekerjaannya sudah tak ada atau pelajar yang kegiatan kampusnya terhenti.

"Itu pun tidak banyak karena sebagian besar masih bertahan di tempatnya. Saat ini hampir semua agen travel di Kalbar tak lagi menjual tiket. Mereka juga telah lama merumahkan karyawannya,"kata dia.

Terkait penutupan penerbangan pihaknya mendukung penuh kebijakan tersebut dalam rangka membatasi penyebaran Covid-19. "Di tengah wabah Covid-19, kita semua harus patuh dan taat kepada putusan pemerintah. Walaupun ini pukulan berat untuk industri agen perjalanan dan maskapai. Tetapi ini demi memutus mata rantai penularan virus," ujarnya.

Soal dampak ekonomi dari pemberhentian penerbangan, kata Henray, dampaknya bisa berarti bisa tidak. Pasalnya selama musim pandemi, agen wisata memang sudah nol pemasukan. Dampaknya akan lebih terasa kepada konsumen, maskapai, bandara dan transportasi darat pengantaran-penjemputan di bandara, serta usaha ikutan di area bandara.

"Mungkin yang perlu dipikirkan adalah mereka yang memiliki penyakit khusus dan urgen. Mereka memerlukan perawatan khusus di rumah sakit spesialis di Jakarta atau kota lain. Misalnya jantung atau penyakit berat lainnya. Tentu akses mereka untuk berobat jadi tidak ada," papar Henray.

Dia berharap, upaya pemerintah ini bisa membuat sadar masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19. "Kita selalu minta kepada anggota untuk tetap tinggal di rumah, tidak keluar bila tak penting, jaga kesehatan dan ikuti protokol pemerintah. Mudah-mudahan masyarakat lain juga mengikutinya, dan kita bisa segera melewati cobaan ini segera,"kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement