Selasa 28 Apr 2020 16:30 WIB

Australia Izinkan Warga Keluar Rumah Demi Kesehatan Mental

Izin warga keluar rumah diberikan negara bagian New South Wales, Australia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Tanda Tetap Aman dari Coronavirus terlihat di pantai Elwood, Melbourne, Australia, Senin (13/4).
Foto: EPA-EFE / SCOTT BARBOUR
Tanda Tetap Aman dari Coronavirus terlihat di pantai Elwood, Melbourne, Australia, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Negara bagian New South Wales (NSW), Australia, melonggarkan karantina wilayah dengan memperbolehkan warga untuk keluar rumah. Alasan keputusan itu karena mempertimbangkan pengurangan pembatasan sosialisasi dan kesehatan mental.

"Dua orang dewasa akan dapat pergi dan mengunjungi siapa pun di rumah mereka berdasarkan perawatan, atas dasar pengurangan sosialisasi dan kesehatan mental semua orang," kata Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian.

Baca Juga

Berejiklian menjelaskan, warga NSW telah menjalani karantina dengan terkurung di dalam rumah selama beberapa pekan. Mereka tidak bisa bebas pergi keluar, kecuali untuk melakukan olahraga, kebutuhan medis, membeli pasokan kebutuhan harian, dan pergi bekerja.

Kondisi itu membuat orang terisolasi, sehingga Berejiklian memutuskan untuk memperbolehkan warga mengunjungi saudara. Anak-anak diizinkan untuk menemani orang dewasa dalam kunjungan.

Meski pelonggaran berpergian dilakukan, pemerintah NSW meminta orang-orang yang merasa tidak sehat untuk tetap di rumah. Hanya warga yang sehat dapat merasakan keringanan yang sudah diberlakukan itu.

NSW merupakan negara bagian yang menyumbang hampir setengah kasus di Australia berjumlah 6.700. Negara-negara bagian Australia memang mulai melonggarkan beberapa pembatasan.

Keputusan tersebut dilakukan karena tingkat infeksi lokal melambat menjadi hampir 1 persen per hari, dibandingkan dengan 25 persen sebulan lalu. Negara itu telah mencatat 84 kematian terkait dengan virus corona.

Pemerintah negara bagian telah mendirikan pusat pengujian virus corona. Sekarang pemerintah mendorong warganya untuk menjalani tes terlepas dari apakah mereka memiliki gejala atau tidak. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement