Selasa 28 Apr 2020 08:08 WIB

WHO Ingatkan Risiko Penundaan Vaksin pada Anak saat Pandemi

Anak yang tidak divaksin berisiko menderita penyakit yang lebih berbahaya dari Covid.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Vaksinasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa anak-anak di seluruh dunia akan mati ketika negara-negara menghentikan atau mengurangi upaya imunisasi mereka untuk penyakit seperti polio di tengah pandemi Covid 19.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Vaksinasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa anak-anak di seluruh dunia akan mati ketika negara-negara menghentikan atau mengurangi upaya imunisasi mereka untuk penyakit seperti polio di tengah pandemi Covid 19.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa anak-anak di seluruh dunia akan terancam ketika negara-negara menghentikan atau mengurangi upaya imunisasi mereka untuk penyakit seperti polio di tengah pandemi Covid 19. Setiap tahun masih ada 13 juta anak yang tidak divaksin.

"Mitos dan informasi yang salah tentang vaksin menambah bahan bakar ke dalam api, membuat orang yang rentan dalam bahaya," kata direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers, Senin (27/4).

Baca Juga

Menurut Tedros, ketika cakupan vaksinasi turun, lebih banyak wabah akan terjadi, termasuk penyakit yang mengancam jiwa seperti campak dan polio.

Dilansir di NY Post, Selasa (28/4) ia menjelaskan, setiap tahun lebih dari 116 juta bayi divaksinasi, atau 86 persen dari semua anak yang lahir secara global. Tetapi masih ada lebih dari 13 juta anak di seluruh dunia yang tidak mendapatkan vaksinasi.

"Kami tahu bahwa jumlah itu akan meningkat karena Covid-19. Realitas tragisnya adalah bahwa anak-anak akan mati sebagai akibatnya," kata Tedros.

Dia mengatakan orang tua lebih khawatir tertular Covid-19 saat membawa anak ke dokter. Padahal, ada rusiko yang lebih besar jika tidak memberikan imunisasi lengkap pada anak.

"Anak-anak mungkin berisiko relatif rendah dari penyakit parah dan kematian akibat Covid-19, tetapi dapat berisiko tinggi dari penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin," jelas Tedros.

Dia menambahkan pembatasan sosial dan perjalanan di dalam negara menambah bencana dengan membuat kekurangan imunisasi bagi mereka yang menginginkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement